Ini Tantangan Koperasi dan UMKM Aceh dalam Era Industri 4.0 dan 5.0
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, Azhari SAg, MSi. Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Aceh - Di tengah lautan inovasi teknologi yang terus berubah, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh berdiri di persimpangan tantangan yang signifikan.
Sebagai pelaku utama dalam perekonomian lokal, mereka dihadapkan pada adaptasi ke era Industri 4.0 dan persiapan menghadapi gelombang Industri 5.0.
Menjawab tantangan itu untuk Aceh, Dialeksis.com (10/01/2024) berdiskusi mendalam secara eksklusif bersama Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, Azhari SAg, MSi, “Kami membahas langkah-langkah dan tantangan yang dihadapi koperasi dan UMKM Aceh di era yang semakin terkoneksi ini,” ungkapnya.
Menghadapi Era Industri 4.0
Dengan keyakinan kuat, Azhari SAg, MSi menggarisbawahi bahwa tantangan terbesar di era Industri 4.0 adalah penyesuaian terhadap transformasi digital.
"Koperasi dan UMKM di Aceh perlu memahami pentingnya adopsi teknologi digital dalam semua aspek bisnis," ujarnya.
Ia menyoroti pentingnya penguasaan teknologi informasi, pemasaran online, dan keamanan data sebagai langkah awal.
Koperasi dan UMKM Aceh juga dihadapkan pada perlunya meningkatkan literasi digital dan keterampilan baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
Azhari menekankan pentingnya kolaborasi antar-pelaku ekonomi lokal untuk bersama-sama belajar dan tumbuh di era yang semakin terhubung.
Menuju Industri 5.0: Antisipasi dan Kreativitas
Azhari menggambarkan Industri 5.0 sebagai era di mana manusia dan mesin bekerja bersinergi, menekankan aspek kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan sistem produksi yang adaptif.
"UMKM dan koperasi perlu menjadi proaktif dalam merancang strategi yang melibatkan integrasi teknologi tinggi," ungkapnya.
Salah satu tantangan utama yang diakui oleh Azhari adalah ketidaksetaraan akses teknologi di seluruh wilayah Aceh.
Namun, ia juga menekankan potensi besar yang dimiliki Aceh dalam hal sumber daya manusia dan produk unggulan lokal.
"Kami perlu membuka peluang bagi pelaku UMKM untuk berinovasi, tidak hanya dalam produk tetapi juga dalam penerapan teknologi," katanya.
Inklusi dan Keberlanjutan
Menanggapi tantangan tersebut, Azhari menyoroti peran penting pemerintah dan berbagai pihak dalam memastikan inklusi dan keberlanjutan di era transformasi digital ini.
"Kami di Dinas Koperasi dan UMKM Aceh berkomitmen untuk memberikan dukungan maksimal dalam pelatihan, pendampingan, dan akses pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan koperasi dan UMKM di Aceh," tegasnya.
Menyudahi bincang bersama Dialeksis.com Azhari menyampaikan pesan positif, "Koperasi dan UMKM di Aceh memiliki potensi besar untuk bersinar di era ini. Kunci utamanya adalah kreativitas, kolaborasi, dan kesiapan untuk terus belajar." Terangnya.
Mengakhiri wawancara ini, tergambar bahwa di bawah kepemimpinan Azhari SAg, MSi, Dinas Koperasi dan UMKM Aceh bersiap menghadapi tantangan masa depan dengan semangat yang tinggi dan tekad yang kuat.
Mereka percaya bahwa dengan adaptasi yang baik, koperasi dan UMKM Aceh dapat menjadi motor penggerak utama dalam menghadapi dinamika industri yang terus berkembang.