Beranda / Berita / Aceh / Menyongsong Society 5.0, Kanwil Kemenag Aceh Lancarkan Program Madrasah Digital

Menyongsong Society 5.0, Kanwil Kemenag Aceh Lancarkan Program Madrasah Digital

Sabtu, 09 Juli 2022 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh, Zulkifli. [Foto: for Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Program madrasah digital sudah mulai diluncurkan. Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh untuk saat ini sedang melakukan proses sosialisasi madrasah digital di beberapa sekolah.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh Zulkifli menyatakan, pelaksanaan program madrasah digital merupakan salah satu dari tujuh program prioritas Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, yaitu prioritas transformasi digital.

Ia mengatakan, karena visi Kementerian Agama RI senada dengan visi Kepala Kanwil (kakanwil) Kemenag Aceh Dr H Iqbal SAg MAg, maka Kakanwil Kemenag Aceh juga melakukan pengembangan madrasah digital di Provinsi Aceh.

Di sisi lain, lanjut Zulkifli, latar belakang penerapan program madrasah itu juga didasari oleh tuntutan zaman yang saat ini lagi berada di era industri 4.0, belum lagi nanti Indonesia akan menghadapi society 5.0 dimana Teknologi Informasi (IT) menyatu dengan segala kebutuhan sosial.

“Karena itu, bapak Kakanwil Kemenag Aceh mencoba mengembangkan madrasah digital di Aceh, salah satunya adalah belajar melalui platform aplikasi,” ujar Zulkifli kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Jumat (8/7/2022) malam.

Zulkifli mengatakan, prediksi ke depan menurut para ahli, sekolah tidak akan lagi menerapkan sistem belajar mengajar secara konvensional. Pengembangan belajar terhadap siswa akan menggunakan pendekatan digital di sekolah.

Untuk saat ini, kata dia, banyak platform aplikasi yang dikembangkan di Indonesia. Khusus sekolah madrasah di Aceh, untuk sementara aplikasi belajar yang digunakan ialah aplikasi “Jelajah Ilmu.” Bahkan ketika dikomparasi, platform Jelajah Ilmu memuat lebih banyak sekali nilai plus dibandingkan dengan platform jenis lain.

“Makanya Kakanwil Kemenag Aceh membuat MoU dengan Acer Indonesia dengan produk Jelajah Ilmu untuk pengembangan kegiatan proses belajar mengajar di madrasah,” ungkapnya.

Sementara itu, Zulkifli menyatakan, nilai positif dari belajar menggunakan platform digital membuat para siswa tidak lagi harus menggotong buku ke sekolah. Para siswa hanya membekali diri dengan teknologi karena semua mata pelajaran sudah ada di dalam satu device (perangkat). 

Kemudian, lanjut dia, para guru juga akan lebih dimudahkan untuk mengajar, tidak akan terlalu disibukkan dengan penyusunan Rancangan Pembelajaran Tematik (RPT), penyusunan Power Point dan segala macamnya, karena semuanya sudah diakomodasi dalam satu perangkat.

Di sisi lain, kata dia, orangtua juga bisa memonitor apa yang dipelajari oleh anaknya, bahkan ketika ada Pekerjaan Rumah (PR), notifikasinya langsung masuk ke Handphone orangtua. Kepala Sekolah juga bisa memonitoring apa yang diajarkan oleh para guru. 

Makanya, kata Zulkifli, Kanwil Kemenag Aceh mencoba sosialisasikan program ini ke kepala sekolah madrasah, yakni proses sosialisasi tanpa pemaksaan karena hari ini masih dalam tahap pengembangan.

“Siapa yang berkeinginan untuk melaksanakan proses belajar dengan aplikasi, maka kita beri kesempatan. Bagi siapa saja yang berminat untuk menyongsong society 5.0,” ucapnya.

Diekspansi hingga ke Pesantren

Menurut Zulkifli, program madrasah digital ini tidak menutup kemungkinan akan diekspansi juga ke dayah-dayah atau pesantren. 

“Mengingat bahwa kebutuhan itu bukan hanya di madrasah saja, maka bapak Kakanwil Kemenag Aceh juga akan memperluas kerja sama bukan hanya di madrasah tapi termasuk ke pesantren, insyaallah,” tuturnya.

Kurikulum Disesuaikan

Saat ditanya, Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh itu menyatakan, untuk saat ini terdapat dua kurikulum yang diakomodasi dalam program madrasah digital, yakni Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.

“Nanti tergantung madrasah, apakah masih menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum Merdeka. Kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” kata dia.

Kesiapan SDM Hadapi Program Madrasah Digital

Zulkifli menyatakan, secara umum sertifikasi dan kompetensi guru di Aceh sudah sangat handal. Hal ini dapat dibuktikan selama lima tahun terakhir, dimana guru-guru di Aceh mampu bersaing di tingkat nasional.

Akan tetapi, lanjut dia, hal-hal yang akan dicoba tanamkan kepada para guru Aceh ialah bagaimana memperlancar teknologi informasi dengan maksimal.

Sejauh ini, tambah Zulkifli, para guru di Aceh sudah mampu menggunakan smartphone dan mengoperasi laptop. Namun penggunaan teknologi sekarang hanya sebatas untuk membaca pesan Whatsapp dan Facebook saja.

Makanya ke depan, pihak Kanwil Kemenag Aceh akan lebih mendorong para guru untuk mahir dan cakap menguasai teknologi, tidak hanya sekedar berbalas pesan via Whatsapp, tetapi mampu mengolah data untuk menyajikan pembelajaran menarik bagi siswa di era kekinian.

“Kita akan mendorong guru ke depan bisa menggunakan aplikasi, bisa menggunakan power point dan video dalam proses belajar-mengajar di kelas. Jadi secara umum guru kita itu sudah memiliki kompetensi yang sangat bagus,” tutup Zulkifli. [AKH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda