Hilirisasi Pertanian dan Perikanan, Strategi Mualem Meningkatkan Perekonomian Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Fajran Zain, Wakil Sekretaris Umum Partai Aceh sekaligus Juru Bicara (Jubir) tim pemenangan Mualem-Dek Fadh. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh 2024 semakin dekat. Salah satu pasangan calon yang menjadi sorotan adalah Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh).
Dalam berbagai kesempatan kampanye, pasangan yang diusung oleh Partai Aceh ini terus menggencarkan visi dan misi mereka yang berfokus pada peningkatan ekonomi berbasis hilirisasi sektor pertanian dan perikanan.
Fajran Zain, Wakil Sekretaris Umum Partai Aceh sekaligus Juru Bicara (Jubir) tim pemenangan Mualem-Dek Fadh, menyatakan bahwa pasangan ini berkomitmen untuk menjadikan hilirisasi sebagai motor penggerak ekonomi Aceh.
Menurut Fajran, hilirisasi akan menjadi solusi strategis untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi lulusan perguruan tinggi yang saat ini banyak yang belum terserap di dunia kerja.
Aceh, dengan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan perikanan. Sayangnya, potensi ini belum dimaksimalkan untuk menciptakan nilai tambah.
Fajran menjelaskan, selama ini Aceh masih bergantung pada penjualan bahan mentah baik dari hasil pertanian maupun hasil laut.
Hal ini berdampak pada harga jual yang rendah, sehingga petani dan nelayan kurang mendapatkan keuntungan maksimal.
"Pertanian dan perikanan Aceh memiliki potensi besar, namun selama ini belum dimaksimalkan untuk menciptakan nilai tambah. Dengan hilirisasi, hasil-hasil pertanian dan perikanan bisa diolah menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis," ujar Fajran Zain kepada Dialeksis.com, Jumat (15/11/2024).
Menurutnya, hilirisasi atau proses pengolahan produk mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi ini bukan hanya meningkatkan pendapatan para petani dan nelayan, tetapi juga membuka peluang lapangan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi.
Sebagai bagian dari strategi hilirisasi, Mualem dan Dek Fadh berencana untuk membangun pusat-pusat pengolahan hasil pertanian dan perikanan di beberapa wilayah strategis di Aceh.
"Ini termasuk pembangunan fasilitas seperti industri pengemasan, cold storage untuk perikanan, serta pabrik pengolahan hasil bumi. Tujuannya agar produk-produk ini bisa dipasarkan dengan harga lebih tinggi setelah melalui proses pengolahan," jelas Fajran.
Dengan adanya fasilitas cold storage, hasil tangkapan laut Aceh seperti ikan tuna, udang, dan produk laut lainnya dapat disimpan lebih lama dan tetap segar.
Ini juga memungkinkan Aceh untuk mengekspor produk dengan kualitas lebih baik dan harga lebih kompetitif di pasar internasional.
Dalam visi Mualem, teknologi dan inovasi akan menjadi aspek penting dalam pengembangan sektor hilirisasi. Aceh tidak hanya akan mengandalkan tenaga kerja konvensional, tetapi juga akan memberdayakan para lulusan perguruan tinggi, khususnya dari bidang teknologi pangan, teknik, dan kelautan.
"Saat ini, kita masih kekurangan teknologi pengolahan hasil perikanan yang memadai. Banyak hasil laut kita yang dijual secara mentah bahkan di tengah laut, tanpa sempat diolah lebih lanjut. Dengan teknologi yang tepat, kita bisa mengubah pola ini, sehingga memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi Aceh," ujarnya.
Pasangan Mualem-Dek Fadh berencana untuk menggandeng para akademisi dan lembaga penelitian untuk memperkenalkan teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk pertanian serta perikanan.
Selain itu, mereka juga berencana untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para petani dan nelayan agar mampu memanfaatkan teknologi tersebut.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh lulusan perguruan tinggi di Aceh adalah minimnya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.
Hal ini mendorong banyak anak muda untuk merantau ke luar daerah. Fajran mengungkapkan bahwa dengan adanya hilirisasi sektor pertanian dan perikanan, akan tercipta banyak lapangan pekerjaan baru yang sesuai dengan latar belakang pendidikan para lulusan.
"Dengan misi ini, Mualem berharap hilirisasi pertanian dan perikanan tidak hanya akan meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga memberikan kesempatan bagi lulusan perguruan tinggi untuk berkarya di kampung halaman mereka sendiri," ujarnya.
Pasangan ini juga menyoroti pentingnya menciptakan ekosistem ekonomi berkelanjutan di Aceh, di mana hasil alam Aceh diolah oleh tenaga kerja lokal dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
"Hilirisasi ini adalah kunci untuk menciptakan ekonomi berkelanjutan, di mana hasil alam kita diolah di sini, oleh tenaga kerja lokal, dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Aceh," tutup Fajran. [nh]
- Ketegangan Internal di Kubu Lain, Mualem - Dek Fadh Semakin Mantap Menang Pilkada 2024
- Warga Abdya Targetkan 80 Persen Suara untuk Mualem-Dek Fadh
- Akhir Penentuan Pilkada Aceh, Rozzy Wanela: Dukungan Semakin Meluas ke Mualem - Dekfadh
- Debat sebagai Sarana Mengenal Lebih Dekat Ide dan Visi Calon Pemimpin