Harga Minyak Turun: Prospek Penundaan Suku Bunga AS Picu Kekhawatiran Pasar
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi Harga minyak mentah turun. Foto: Antara
DIALEKSIS.COM | Dunia - Harga minyak mentah menunjukkan penurunan konsisten pada perdagangan terakhir pekan ini, mengikuti kecenderungan pekan sebelumnya, di tengah ketidakpastian mengenai langkah The Federal Reserve (The Fed) terkait penurunan suku bunga.
Pada perdagangan Jumat (25/2/2024), harga minyak mentah WTI mengalami penurunan sebesar 2,70% menjadi sebesar US$76,49 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent turun sebesar 2,45% menjadi US$81,62 per barel.
Selama satu minggu terakhir, harga minyak mentah WTI merosot sebesar 3,41%, sementara harga minyak mentah Brent mengalami depresiasi sebesar 2,22%.
Koreksi turun harga minyak ini terjadi hampir sebesar 3% pada perdagangan Jumat dan menandai penurunan mingguan, setelah para pembuat kebijakan bank sentral AS menunjukkan kemungkinan penundaan penurunan suku bunga setidaknya dua bulan ke depan.
Gubernur Fed, Christopher Waller, menyatakan pada hari Kamis bahwa The Fed harus menunda penurunan suku bunga AS setidaknya beberapa bulan lagi, yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membatasi permintaan minyak. The Fed telah mempertahankan suku bunga kebijakannya pada kisaran 5,25% hingga 5,5% sejak Juli lalu. Risalah rapat bulan lalu menunjukkan sebagian besar gubernur bank sentral khawatir akan tindakan yang terlalu cepat untuk melonggarkan kebijakan.
Tim Snyder, seorang ekonom di Matador Economics, mengungkapkan, "Seluruh sektor energi bereaksi, karena jika inflasi mulai kembali maka akan memperlambat permintaan produk energi." Dia menambahkan bahwa pasar saat ini sedang mencari arah, sehingga penundaan suku bunga tidak disambut baik oleh pasar.
Meskipun demikian, beberapa analis menyatakan bahwa permintaan minyak masih tetap kuat meskipun ada dampak dari kenaikan suku bunga, terutama di Amerika Serikat. Indikator permintaan JPMorgan menunjukkan peningkatan permintaan minyak sebesar 1,7 juta barel per hari (bpd) dari bulan ke bulan hingga 21 Februari, yang kemungkinan disebabkan oleh peningkatan permintaan perjalanan di China dan Eropa.
Sementara itu, di tengah pergerakan pasar minyak, perundingan gencatan senjata di Gaza sedang berlangsung di Paris, yang tampaknya merupakan upaya paling serius dalam beberapa minggu terakhir untuk mengakhiri konflik di Palestina dan membebaskan sandera Israel dan warga asing.
Meskipun demikian, ketegangan di Laut Merah terus berlanjut, dengan serangan yang dilakukan oleh militan Houthi yang didukung Iran di dekat Yaman pada hari Kamis yang memaksa lebih banyak kapal pelayaran mengalihkan jalur perdagangan tersebut.
Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan energi menambah rig minyak terbanyak sejak November, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes. Jumlah rig minyak, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, bertambah enam menjadi 503 pada minggu ini, dan bertambah empat pada bulan ini. Hal ini menunjukkan bahwa pasar minyak masih berada dalam ketidakpastian yang tinggi, di tengah perubahan-perubahan ekonomi dan geopolitik global.