Harga Bahan Pokok di Banda Aceh Naik, Masyarakat Tetap Beli Meski Mahal
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Suasana di Pasar Al Mahirah, Banda Aceh. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam sepekan terakhir, lonjakan harga bahan pokok di Pasar Al Mahirah, Banda Aceh.
Kenaikan ini tak lepas dari pengaruh cuaca terik akibat musim kemarau panjang yang berdampak pada hasil panen para petani dan tingginya permintaan dari masyarakat.
Menurut para pedagang, fenomena ini merupakan siklus yang sering terjadi pada musim-musim tertentu, terutama seperti musim Maulid saat ini.
Zahran, salah seorang pedagang di Pasar Al Mahirah, mengungkapkan bahwa harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan signifikan.
"Cuaca kemarau yang berkepanjangan membuat hasil panen para petani berkurang, ini yang menyebabkan harga beberapa bahan pokok naik," ujar Zahran kepada Dialeksis.com pada Sabtu (9/11/2024).
Kenaikan harga ini mencakup komoditas-komoditas utama yang selalu menjadi kebutuhan rumah tangga.
Beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan adalah cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih. Harga cabai merah yang sebelumnya dijual di kisaran Rp 40.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp 45.000 per kilogram.
Cabai rawit pun mengalami kenaikan drastis dari Rp 40.000 menjadi Rp 55.000 per kilogram. Bawang merah yang sebelumnya dihargai Rp 40.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 55.000, sementara bawang putih juga mengalami peningkatan harga dari Rp 35.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Menurut Zahran, meskipun harga bahan pokok melonjak, permintaan dari masyarakat tetap tinggi.
"Masyarakat masih membeli meski harga naik, karena ini memang kebutuhan pokok yang harus dipenuhi," jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa kenaikan harga ini sebenarnya sudah diprediksi oleh para pedagang, mengingat siklus serupa sering terjadi usai momen besar seperti Maulid Nabi.
Zahran menambahkan bahwa penurunan harga mungkin akan terjadi menjelang akhir bulan ini ketika pasokan bahan pokok dari luar Aceh, khususnya dari Sumatera Utara, mulai masuk ke pasar lokal.
"Biasanya akhir bulan akan turun kembali, karena akan ada pasokan tambahan dari Sumatera Utara," katanya.
Pasokan dari luar Aceh ini diharapkan bisa menormalkan kembali harga-harga bahan pokok, sekaligus memberikan kelonggaran bagi masyarakat yang sudah terbebani dengan kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir.
Di sisi lain, kondisi ini turut berdampak pada pedagang kecil yang kesulitan menjual barang dagangan mereka akibat harga yang tak stabil.
"Kami sebagai pedagang juga bingung, karena pembeli jadi menawar lebih rendah, padahal harga dari pemasok juga sudah tinggi," pungkas Zahran.[nh]