Gayo Land Coffee, Kopi Gayo Berkualitas dengan Legalitas dan Rasa Spesial
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ridwan, Owner Gayo Land Coffe. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kopi Gayo adalah salah satu jenis kopi terbaik di dunia yang berasal dari dataran tinggi Gayo, yang terletak di Aceh Tengah, Aceh, Indonesia.
Dengan karakteristiknya yang khas, kopi ini telah mendapat pengakuan di tingkat internasional, khususnya karena rasanya yang unik dan aromanya yang kuat.
Berbicara tentang kopi Gayo Aceh, nama Gayo Land Coffee tentu sudah tidak asing lagi di telinga para penikmat kopi.
Ridwan, sang owner, berbagi cerita menarik tentang perjalanan bisnisnya, mulai dari pengolahan kopi hingga strategi bisnis yang membuat produk mereka begitu diminati yang didirikan sejak tahun 2013.
Salah satu keunggulan Gayo Land Coffee dibandingkan produk kopi lainnya adalah komitmennya terhadap kualitas dan legalitas.
Ridwan dengan bangga menyampaikan bahwa brand mereka telah memiliki semua sertifikasi yang diperlukan, mulai dari sertifikat halal, izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Ini memastikan bahwa setiap biji kopi yang mereka produksi aman dan layak dikonsumsi.
"Kami sangat mengutamakan legalitas. Semua sertifikasi seperti halal, BPOM, dan PIRT sudah kami miliki. Dengan begitu, pelanggan bisa yakin bahwa produk kami tidak hanya enak tetapi juga aman," ujar Ridwan kepada Dialeksis.com, Kamis, 14 November 2024.
Gayo Land Coffee dikenal dengan kopi fresh roasted yang selalu disajikan dalam kondisi segar. Berbeda dengan produk kopi lain yang mungkin sudah dipanggang berbulan-bulan sebelumnya, Gayo Land Coffee menjamin bahwa biji kopi yang mereka jual selalu baru dipanggang, sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang maksimal.
"Kami selalu memastikan bahwa kopi yang kami jual adalah kopi yang fresh roasted. Artinya, kopi yang kami panggang hari ini langsung dikemas dan didistribusikan, sehingga pelanggan mendapatkan rasa yang segar dan krima yang tebal," jelas Ridwan.
Berbeda dengan banyak bisnis kopi lainnya yang mengoperasikan coffee shop, Gayo Land Coffee lebih fokus sebagai roastery.
Mereka tidak hanya membeli biji kopi mentah dari petani lokal di Gayo, tetapi juga memanggangnya sendiri untuk memastikan kontrol kualitas yang lebih baik.
"Kami bukan coffee shop, tetapi roastery. Kami membeli biji kopi langsung dari petani, kemudian memanggangnya di sini. Kami fokus pada produksi kopi berkualitas tinggi daripada membuka kedai kopi," kata Ridwan.
Dengan kapasitas produksi mencapai 300 hingga 500 kilogram per bulan, Gayo Land Coffee mampu menghasilkan omzet sekitar 10 hingga 20 juta rupiah, tergantung pada jenis kopi yang diproduksi.
Ia dapat memproduksi berbagai varian kopi Arabica, mulai dari special tea, wine coffee, hingga kopi dengan rasa unik seperti berry dan macaroon.
Kopi Arabica masih menjadi produk unggulan Gayo Land Coffee. Mayoritas bahan baku yang digunakan berasal dari biji kopi Arabica premium yang ditanam di dataran tinggi Gayo, Aceh.
Selain Arabica, mereka juga menyediakan varian Robusta, meskipun permintaan terhadap Arabica jauh lebih tinggi.
"Arabica adalah yang paling laris. Peminatnya tidak hanya dari pasar lokal, tetapi juga dari luar negeri. Sebelum pandemi Covid-19, kami bahkan sempat mengirim kopi ke Perancis," ungkap Ridwan.
Yang menarik, Gayo Land Coffee berusaha memotong rantai distribusi yang panjang dengan membeli langsung dari petani. Hal ini tidak hanya membantu petani mendapatkan harga yang lebih baik tetapi juga memastikan kualitas biji kopi yang lebih unggul.
Tidak hanya bergerak secara mandiri, Gayo Land Coffee juga mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI) melalui program Wirausaha Bank Indonesia (WUBI).
Program ini membantu pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang dengan memberikan pelatihan dan pendampingan, termasuk dukungan untuk peralatan produksi.
"Kami sudah menjadi binaan Bank Indonesia selama sekitar 5 tahun. Dukungan ini sangat membantu kami dalam pengembangan usaha, terutama dalam hal teknologi produksi," ujar Ridwan.
Ke depan, Gayo Land Coffee berharap dapat memperluas pasar mereka, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga ke luar negeri.
Meski ekspor sempat terhenti karena pandemi, Ridwan optimis bisa kembali mengirim produk mereka ke mancanegara.
"Harapan kami adalah bisa melakukan ekspor lebih banyak lagi. Tantangan utama adalah harga kopi dunia yang fluktuatif, terutama untuk green bean. Namun, kami optimis karena permintaan kopi speciality terus meningkat," kata Ridwan.
Gayo Land Coffee juga dikenal dengan kemasan eksklusif yang membuat produk mereka terlihat lebih premium di pasaran.
Menurut Ridwan, kemasan yang menarik ini menjadi salah satu faktor yang meningkatkan daya tarik produk mereka, baik di pasar lokal maupun internasional.
"Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik, termasuk dalam hal kemasan. Ini penting untuk memberikan kesan eksklusif, terutama bagi pelanggan yang mencari produk berkualitas tinggi," jelasnya.
Gayo Land Coffee tidak hanya menawarkan secangkir kopi, tetapi juga komitmen terhadap kualitas, dukungan bagi petani lokal, dan inovasi berkelanjutan.
Dengan semua keunggulan tersebut, Gayo Land Coffee berhasil menarik perhatian pasar lokal dan mulai merambah pasar internasional.
Ridwan berharap, melalui Gayo Land Coffee, ia dapat terus mempromosikan kekayaan cita rasa kopi Gayo dan membawa kopi Indonesia semakin dikenal di kancah global.
"Kopi Gayo punya potensi besar. Kami ingin dunia tahu bahwa Indonesia, khususnya Aceh, punya kopi berkualitas yang tidak kalah dengan kopi dari negara lain. Semoga ke depan, kami bisa membawa kopi Gayo semakin mendunia," pungkas Ridwan. [nh]
- Dorong Semangat Demi Hasil Berkualitas, Babinsa Lamtamot Bantu Peternak Ikan Lele
- Pelaku Usaha Lokal Raup Untung Besar dari Kopi Gayo Selama PON XXI
- Atlet dan Ofisial Buru Kopi Gayo Sebagai Oleh-oleh PON XXI Wilayah Aceh
- Mudahkan Masyarakat Peroleh Pangan Berkualitas, Pemerintah Genjot Gerakan Pangan Murah