kip lhok
Beranda / Ekonomi / BRICS Menguat dengan Bergabungnya Arab Saudi

BRICS Menguat dengan Bergabungnya Arab Saudi

Sabtu, 13 Juli 2024 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi BRICS saat acara di South Africa. Foto: Sergei Bobylev/TASS/dpa/picture alliance


DIALEKSIS.COM | Dunia - Perluasan blok BRICS dengan masuknya Arab Saudi diharapkan membuka peluang investasi baru sekaligus meningkatkan pengaruh global. Pada 1 Januari 2024, Arab Saudi bergabung bersama Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Iran, dan Ethiopia, menggandakan kekuatan aliansi BRICS menjadi 10 negara.

Jihad Azour, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) untuk wilayah Mena, menyatakan kepada The National, "Bergabungnya dua negara Teluk utama akan meningkatkan keterkaitan antara kawasan tersebut dan dunia global, serta menarik lebih banyak investasi."

Sementara itu, Ullas Rao, asisten profesor keuangan di Edinburgh Business School, Heriot-Watt University, menilai perluasan BRICS sebagai pertanda baik di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global. "Arab Saudi dan UEA, sebagai negara-negara terkaya per kapita dan rumah bagi dana kekayaan negara terbesar, membuka peluang pertumbuhan besar melalui investasi dan perdagangan," ujarnya.

IMF mencatat Arab Saudi terus mencatatkan pertumbuhan ekonomi meskipun menghadapi berbagai ketidakpastian. Ekonomi negara ini tumbuh 8,7% pada 2022, tertinggi di antara 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Kerajaan ini juga fokus mengembangkan ekonomi non-minyak sebagai bagian dari agenda diversifikasi Visi 2030.

UEA juga menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan PDB minyak UEA sebesar 0,7% dan PDB non-minyak 4,5% pada 2023, didukung oleh kinerja yang solid di sektor pariwisata, real estate, konstruksi, transportasi, dan manufaktur.

Gary Dugan, Kepala Investasi di Dalma Capital, menyatakan, "Kekuatan finansial Arab Saudi dan UEA sebagai eksportir neto modal ke seluruh dunia akan secara substansial mengubah persepsi BRICS yang sebelumnya dianggap rentan secara finansial."

Ehsan Khoman dari MUFG menambahkan, "Masuknya dua eksportir minyak utama ini akan memperkuat posisi tawar mereka di OPEC+ sekaligus membuka ruang untuk menyelaraskan strategi dengan anggota BRICS lainnya."

Bergabungnya negara-negara baru ke BRICS juga diharapkan mendorong lebih banyak perdagangan bilateral dalam mata uang lokal. Carla Slim, ekonom di Standard Chartered Bank, menyoroti potensi ini, terutama setelah kesepakatan UEA-India pada Juli lalu dan diskusi serupa antara Mesir dan India.

Perluasan BRICS juga diprediksi akan memperkuat seruan untuk perombakan sistem moneter internasional dan pengembangan mata uang alternatif terhadap dolar AS. Rao menyatakan, "Kemunculan mata uang bersama BRICS dapat menjadi langkah signifikan dalam mendiversifikasi risiko dari dominasi dolar."

Ayham Kamel, Kepala Mena di Eurasia Group, optimis bahwa blok ini akan memiliki pengaruh global yang lebih besar. "Bergabungnya Arab Saudi, UEA, Iran, dan Mesir ke BRICS menciptakan mekanisme baru yang mendorong kerja sama politik lebih erat. Negara-negara Arab ingin meningkatkan pengaruh geopolitik global mereka sambil tetap menjaga hubungan dengan Barat," ujarnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda