Beranda / Ekonomi / Berhasil Capai Target, BI Catat Pengguna QRIS di Aceh 5 Juta Transaksi Sepanjang 2023

Berhasil Capai Target, BI Catat Pengguna QRIS di Aceh 5 Juta Transaksi Sepanjang 2023

Jum`at, 20 Oktober 2023 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto saat diskusi dan komunikasi Kebijakan Bank Indonesia Aceh di Gampong Nusa, Aceh Besar, Rabu (18/10/2023). [Foto: dok BI Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bank Indonesia Provinsi Aceh secara proaktif mendorong digitalisasi sistem pembayaran melalui akselerasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

"Jumlah pengguna QRIS per-Agustus 2023 telah mencapai 434 ribu User, bertambah 153 ribu sepanjang tahun 2023 atau 67,64% dari target sebesar 226 ribu pengguna baru," sebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto P dalam keterangan tertulis yang diterima Dialeksis.com, Jumat (20/10/2023).

Dari sisi transaksi, kata Roni, telah terdapat 5 Juta transaksi sepanjang Januari hingga Agustus 2023, atau 100% dari target 2023 sebesar 5 Juta transaksi.

"Nilai ini jauh meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana terdapat 2,3 Juta transaksi sepanjang Januari hingga Desember 2022," ujarnya.

Di samping itu, dalam rangka menjaga stabilitas nilai Rupiah yang didukung oleh Stabilitas Moneter, Stabilitas Sistem Keuangan, dan Stabilitas Sistem Pembayaran, Bank Indonesia bersama stakeholders secara kolaboratif mendorong pengembangan UMKM.

"Akselerasi tersebut dilakukan melalui pilar kebijakan korporatisasi kelembagaan UMKM, peningkatan kapasitas usaha, dan peningkatan akses pembiayaan diharapkan dapat mendorong UMKM memiliki daya saing yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif," jelasnya.

Secara umum, sambungnya, arah pengembangan UMKM Bank Indonesia Provinsi Aceh yakni melakukan intervensi dari sisi Hulu hingga Hilir.

Dari sisi Hulu, Bank Indonesia Provinsi Aceh telah melaksanakan program Integrated Farming. Integrated Farming merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan/hortikultura) serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam.

"Program tersebut didukung oleh lingkungan strategis Aceh yang memiliki potensi luas lahan seperti persawahan, perkebunan, dan pertanian hingga 1.807.632 Ha serta potensi Kg 10 s.d 15 Kg kotoran hewan per-ekor (sapi, kambing, dan kerbau) yang dapat diolah menjadi pupuk," jelasnya lagi.

Sementara dari sisi Hilir, Bank Indonesia memiliki program WUBI yang bertujuan untuk mendorong digitalisasi dan perluasan pasar UMKM.

"Beberapa materi pengembangan pada program tersebut yakni manajemen, pencatatan keuangan, rebranding, digital marketing, dan networking. Secara konsisten terselenggara selama lebih dari 3 tahun, Bank Indonesia telah memiliki 60 alumni WUBI yang telah terkurasi dari ratusan UMKM se-Aceh," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda