kip lhok
Beranda / Ekonomi / 21 Hari Puasa Belum Ada Lonjakan Pembeli Baju Lebaran di Los Kota Lhokseumawe

21 Hari Puasa Belum Ada Lonjakan Pembeli Baju Lebaran di Los Kota Lhokseumawe

Senin, 01 April 2024 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

Suasana toko pakaian wanita di Los Lhokseumawe. [Foto: Gita/Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Mendekati hari raya Idul Fitri 1445 H. Jumlah pembeli baju lebaran di Los Kota Lhokseumawe, per 1 April 2024 puasa Ramadhan belum ada lonjakan pembeli.

Menurut sejumlah pedagang pakaian di kota yang dikenal petro dollar itu omzet mereka menurun drastis terjadi sejak tahun 2020 - 2024. Kondisi ini dirasakan pedagang sangat berbanding terbalik jika dibandingkan hasil penjualan empat tahun belakang.

Putra (29) salah seorang pemilik toko pakaian wanita di Los Lhokseumawe, menyebutkan biasanya pada tahun - tahun sebelumnya masyarakat mulai memadati toko pakaian terhitung puasa Ramadhan ke 10. Namun tidak di tahun 2024 H-10 lebaran pembeli menurun bahkan cenderung sepi.

“Setelah dilanda pandemi Covid 19, sejak itu sampai hari ini sangat menurun. Kondisi ini terlihat dari jumlah pengunjung dan hasil penjualan dari tahun ke tahun,” kata Putra saat ditanyai Dialeksis.com Senin (1/4/2024).

Dia menyebutkan, hasil penjualan per hari jelang lebarang sampai Rp 10 juta bahkan lebih, seiring berjalan waktu hasilnya turun drastis sehari hanya Rp 2 juta, jika hari biasa hanya Rp 1 juta.

“Mungkin kondisi perekonomian masyarakat menurun, sekarang ini apa- apa mahal,” katanya. 

Kendati demikian, pedagang telah mempersiapkan menambah stok barang baru di toko untuk persiapan lebaran, seperti baju gamis, koko dan jenis pakaian lainya.

Disisi lain kata Putra, penyebab lainnya yang mengakibatkan sepi karena berkembangnya teknologi dan internet semakin meluas. Sejak muncul platform belanja online banyak masyarakat memilih belanja online.

“Sejumlah langganan saya ada juga yang pesan baju minta dikirimkan ke kabupaten kota di Provinsi Aceh. Itupun masih sedikit karena saya hanya mengandalkan promosi di media sosial saja,” katanya.

Saat ini Putra dan beberapa penjual baju di toko hanya mengandalkan media sosial untuk melakukan promosi model stok baju yang di toko. Dengan begitu bisa membantu penjualan. Bahkan ada juga yang menggunakan jasa promosi melalui selebgram atau seleb tik tok.

“Kalau saya tidak menggunakan jasa selebgram karena harga promosi lebih, jika hasil penjualan sedikit maka tidak sesuai dengan hasil penjualan sehari- hari. satu baju harga promosi oleh selebgram sekitar Rp 100 ribu sampai 150 ribu per baju, tergantung seberapa terkenal selebgram tersebut,” ujarnya.

Dia menambahkan, banyak terdapat toko- toko di Los Kota Lhokseumawe masih kosong tidak ada penyewa. Bahkan harga sewa toko sudah lebih murah dibandingkan tahun- tahun sebelumnya namun pedagang masih enggan menyewa karena omzet penjualan turun drastis.

“Dulu saya sewa toko Rp 20 juta per tahun, sekarang harga sewa toko Rp 15 juta. Sebagian besar dibagian belakang banyak sekali masih kosong sangkin sepinya,” pungkasnya.


Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda