Uni Eropa Usulkan Bentuk Pengadilan Khusus Selidiki Kejahatan Perang Rusia
Font: Ukuran: - +
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen. [Foto: AFP]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Uni Eropa pada Rabu (30/11/2022) mengusulkan untuk membentuk pengadilan khusus yang didukung PBB untuk menyelidiki kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina, dan menggunakan aset Rusia yang dibekukan untuk membangun kembali negara yang dilanda perang itu.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan dalam pesan video bahwa UE akan bekerja dengan mitra internasional untuk mendapatkan "dukungan internasional seluas mungkin" untuk pengadilan, sambil terus mendukung pekerjaan Pengadilan Kriminal Internasional.
Sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, pasukan militernya telah dituduh melakukan pelanggaran mulai dari pembunuhan di pinggiran kota Kyiv Bucha hingga serangan mematikan terhadap fasilitas sipil, termasuk pemboman teater di Mariupol pada 16 Maret. penyelidikan Associated Press menetapkan kemungkinan membunuh hampir 600 orang.
Investigasi kejahatan militer yang dilakukan selama perang di Ukraina sedang berlangsung di seluruh Eropa, dan Pengadilan Kriminal Internasional yang berbasis di Den Haag telah meluncurkan investigasi.
Ibu negara Ukraina, Olena Zelenska pada hari Selasa juga mendesak agar penjajah Ukraina dimintai pertanggungjawaban saat dia berbicara kepada anggota parlemen di London.
“Kemenangan bukanlah satu-satunya hal yang kami butuhkan. Kami membutuhkan keadilan,” katanya, membandingkan kejahatan perang Rusia dengan kekejaman yang dilakukan oleh Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Dia meminta Inggris untuk memimpin upaya mendirikan pengadilan pidana untuk mengadili orang-orang senior Rusia atas invasi tersebut, mirip dengan pengadilan Nuremberg pascaperang terhadap para pemimpin Nazi.
Von der Leyen pada hari Rabu menambahkan bahwa blok beranggotakan 27 negara itu ingin membuat Rusia membayar kerusakan yang ditimbulkannya di negara tetangga Ukraina dengan menggunakan aset Rusia yang dibekukan.
“Rusia dan oligarkinya harus memberi kompensasi kepada Ukraina atas kerusakan dan menutupi biaya untuk membangun kembali negara itu,” kata von der Leyen. “Kami memiliki sarana untuk membuat Rusia membayar.”
Von der Leyen mengatakan 300 miliar euro cadangan bank sentral Rusia telah dilumpuhkan, dan 19 miliar euro uang oligarki Rusia telah dibekukan.
“Dalam jangka pendek, kami dapat membuat struktur dengan mitra kami untuk mengelola dana ini dan menginvestasikannya. Kami kemudian akan menggunakan hasilnya untuk Ukraina, dan setelah sanksi dicabut, dana ini harus digunakan sehingga Rusia membayar kompensasi penuh atas kerusakan yang terjadi di Ukraina," pungkasnya. [ABCNews]