Thailand Berlakukan Lockdown & Jam Malam
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ibu Kota Thailand, Bangkok Senin (12/7) menerapkan pembatasan mobilitas masyarakat dengan menerapkan jam malam. Hal ini dilakukan karena Thailand saat ini masih berjuang melawan lonjakan kasus akibat varian Alpha dan Delta yang sangat menular.
Paling tidak Thailand sejauh ini telah mencatat lebih dari 345 ribu kasus dan 2.791 kematian, yang sebagian besar disumbang dari gelombang baru ini pada April lalu.
Kasus pertama ini pertama kali terdeteksi pada klub malam yang sering dikunjungi politisi Thailand di distrik nightlife Kota Bangkok. Lonjakan juga diperburuk dari peluncuran vaksin yang terbatas dan kapasitas uji corona yang terbatas.
"Situasinya mengkhawatirkan. Banyak kasus baru yang dikonfirmasi dari varian Delta menyebar ke provinsi lain baik ke perumahan hingga kawasan pabrik," kata Menteri Kesehatan Thailand, Anutin Charnvirakul, mengutip AFP, Senin (12/7).
Otoritas kesehatan juga tengah memantau tujuh orang yang telah diduga mengidap varian Alpha dan Delta pada tubuhnya.
Selain Bangkok, sembilan provinsi lain yang juga mengalami peningkatan infeksi juga diperketat oleh otoritas. Pos pemeriksaan muncul di seluruh Bangkok pada Senin dini hari tadi. Masyarakat kini dibatasi tidak boleh melakukan aktivitas mulai pukul 9 malam hingga 4 pagi.
Warga juga dilarang berkumpul dalam kelompok lebih dari lima orang, sementara jaringan transportasi umum akan ditutup mulai pukul 9 malam.
Supermarket, restoran, bank, apotek, dan toko elektronik di dalam mal tetap buka, tetapi toko lain ditutup.
Pembatasan ini mendapat kecaman dari pemilik restoran. Pengusaha restoran mengatakan pemerintah Thailand memberlakukan penguncian tapi tidak memberi kompensasi apapun kepada masyarakat.
Namun ada juga pihak yang mendukung aksi ini, seperti mahasiswa. "Pemerintah seharusnya menerapkan ini lebih cepat lagi," katanya.
Yang jelas wabah ini memukul komunitas miskin di Thailand, terutama yang tinggal di pemukiman padat. Salah satu kuil yang menangani pemakaman gratis bagi yang tidak mampu juga sudah kewalahan dengan banyaknya korban Covid - 19.
Thailand Pakai Vaksin Campur
Otoritas Thailand juga menyetujui penggunaan suntikan vaksin Covid - 19 dari China, Sinovac sebagai dosis pertama, dan AstraZeneca sebagai dosis kedua.
Belum dijelaskan kenapa keputusan itu diambil. Tapi keputusan itu keluar setelah pejabat pemerintah mengumumkan pada hari Minggu kemarin hampir 900 staf medis yang menerima suntikan Sinovac dinyatakan positif Covid - 19.
Otoritas menambahkan bahwa staf medis yang telah menerima dua dosis Sinovac akan mendapatkan suntikan booster AstraZeneca atau Pfizer - BioNTech.[CNBC Indonesia]