Tanah Longsor Landa Papua Nugini, Dikhawatirkan Ratusan Orang Tewas
Font: Ukuran: - +
Puluhan warga berusaha mencari korban di tengah-tengah batu-batu besar yang tumbang untuk menilai situasi. [Foto: Getty Images]
DIALEKSIS.COM | Papua Nugini - Longsor besar-besaran yang melanda desa-desa terpencil di Papua Nugini dikhawatirkan telah menewaskan ratusan orang, kata pejabat setempat dan lembaga bantuan.
Tanah longsor mengubur lebih dari 100 rumah sekitar pukul 03:00 waktu setempat pada hari Jumat (24/5/2024) atau 17:00 GMT (Kamis, 23/5/2024) di dataran tinggi Enga, sebelah utara negara kepulauan di barat daya Pasifik.
Belum jelas berapa banyak orang yang terjebak di reruntuhan.
Gubernur Enga Peter Ipatas mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kejadian ini adalah "bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Andrew Ruing, seorang tokoh masyarakat, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa orang-orang sedang tertidur ketika tanah longsor terjadi.
“Lebih dari 300 nyawa tertimbun puing-puing dan batu. Makanan, kebun, manusia, properti bernilai lebih dari jutaan telah hilang, ditutupi oleh semua hal ini,” ucapnya.
Pemimpin bisnis Elizabeth Iarume mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation bahwa "seluruh desa telah hancur".
Warga desa Ninga Role juga mengatakan dia yakin ratusan orang telah meninggal. Skala tanah longsor juga membuat sulit untuk menyelamatkan korban yang selamat.
“Area yang terkena tanah longsor sangat luas dan terdapat bebatuan serta pepohonan di mana-mana,” kata Role kepada Reuters melalui telepon. “Sangat sulit untuk mengeluarkan mereka.”
Organisasi kemanusiaan Care Australia mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Meskipun wilayah tersebut tidak padat penduduk, kekhawatiran kami adalah jumlah korban tewas bisa sangat tinggi.”
"Pembersihan jalan akan memakan waktu lama dan ini akan menghambat upaya penilaian dan bantuan”, katanya.
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan para pejabat bencana telah dikirim ke lokasi tersebut untuk “memulai pekerjaan bantuan, pemulihan jenazah, dan rekonstruksi infrastruktur”.
Palang Merah Papua Nugini mengatakan tim tanggap darurat yang terdiri dari pejabat dari kantor gubernur provinsi, polisi, pasukan pertahanan, dan LSM lokal telah dikerahkan ke lokasi tersebut.
Enga berjarak lebih dari 600 km (372 mil) melalui jalan darat dari ibu kota negara, Port Moresby. [bbc]