Taliban Berkuasa, 43% Media Afghanistan Tutup
Font: Ukuran: - +
Mikrofon dengan lambang berbagai media Afghanistan. [Foto: Bryan Denton/The New York Times/Redux]
DIALEKSIS.COM | Afghanistan - Reporters Without Borders (RSF) dan Asosiasi Jurnalis Independen Afghanistan (AIJA) merilis hasil survei mereka yang menunjukkan sekitar 43% media Afghanistan telah tutup, sehingga membuat sekitar 60% jurnalis kehilangan pekerjaannya.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa berkuasanya kembali Taliban telah secara radikal mengubah lanskap media. Hal itu tentunya membuat media berita di Afghanistan berada di ambang kehancuran.
Dilansir dari VoA Indonesia, Jumat (24/12/2021), dari 543 media yang beroperasi di Afghanistan pada awal musim panas, hanya 312 yang masih beroperasi pada akhir November. Total 231 media harus ditutup dan lebih dari 6.400 jurnalis kehilangan pekerjaan sejak pasukan Taliban mengambil alih kekuasaan pada pertengahan Agustus.
Salah satu alasan utama perubahan lanskap media adalah krisis ekonomi dan pembatasan tertentu yang diberlakukan pemerintah Taliban.
Media harus memenuhi "11 Aturan Jurnalisme" yang dirilis Kementerian Informasi dan Kebudayaan dan interpretasi Taliban terhadap doktrin Islam. "Aturan Jurnalisme" ini membuka jalan bagi penyensoran dan persekusi serta perampasan kemerdekaan jurnalis.
Asosiasi Jurnalis Nasional Afghanistan mengatakan situasinya merusak media Afghanistan dan kurangnya akses ke informasi telah membuatnya semakin serius bagi wartawan Afghanistan. [VoA Ind]