kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Ratusan Juta Sampel Sperma Akan Dikirim ke Bulan

Ratusan Juta Sampel Sperma Akan Dikirim ke Bulan

Rabu, 17 Maret 2021 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM - Sekelompok ilmuwan berniat mengirim ratusan juta sampel spermadan sel telur ke Bulan jika terjadi bencana di Bumi. Dalam proposal yang dinamakan 'polis asuransi global', ilmuwan mengaku terinspirasi dari kisah Bahtera Nuh (Noah Ark) yang membawa banyak makhluk hidup saat terjadi bencana air bah.

Bahtera yang dibuat oleh para ilmuwan itu direncanakan bertenaga surya. Bahtera itu juga akan secara kriogenik menyimpan sampel benih, spora,sperma, dan telur beku dari sekitar 6,7 juta spesies Bumi.

Melansir CBS News, konsep tersebut telah dituangkan dalam makalah yang dipresentasikan selama IEEE Aerospace Conference. Penulisan makalah itu dikerjakan oleh peneliti Universitas Arizona Jekan Thanga dan mahasiswanya.

"Bumi secara alami adalah lingkungan yang tidak stabil," kata Thanga, seorang profesor dirgantara dan teknik mesin Universitas Arizona.

Salah satu bencana yang dikhawatirkan oleh Thanga adalah letusan vulkanik. Dia menyampaikan memiliki kontak dekat sekitar 75.000 tahun yang lalu dengan letusan supervolcanic Toba, yang menyebabkan periode pendinginan 1.000 tahun.

Thanga juga menyoroti perubahan iklim sebagai perhatian utama, terutama karena berkontribusi pada naiknya permukaan laut. Pandemi global yang mematikan dan perang nuklir skala besar adalah dua kemungkinan besar lainnya yang dikutip oleh para peneliti Doomsday Clock sebagai bencana dahsyat.

Melansir A News, para ilmuwan menemukan jaringan sekitar 200 tabung lava tepat di bawah permukaan bulan pada tahun 2013. Struktur ini terbentuk miliaran tahun yang lalu, ketika aliran lava mencair melalui batuan lunak di bawah tanah, membentuk gua-gua bawah tanah.

Di Bumi, tabung lava seringkali memiliki ukuran yang sama dengan terowongan kereta bawah tanah dan dapat terkikis oleh gempa bumi, lempeng tektonik, dan proses alami lainnya.

Jaringan tabung lava Bulan ini berdiameter sekitar 100 meter. Tak tersentuh selama sekitar 3 miliar hingga 4 miliar tahun, sehingga diklaim dapat memberikan perlindungan dari radiasi matahari, mikrometeorit, dan perubahan suhu permukaan.

Meski Bulan dinilai tidak layak huni, kondisi di sana dinilai menjadi tempat yang tepat untuk menyimpan sampel karena sangat dingin dan tidak memiliki gangguan hingga ratusan tahun.

Thanga menyampaikan perlu lebih banyak penelitian tentang bagaimana membangun dan mengoperasikan bahtera, dari menyelidiki bagaimana benih yang diawetkan dapat dipengaruhi oleh kurangnya gravitasi hingga menyempurnakan rencana komunikasi dasar dengan Bumi.

"Yang membuat saya kagum tentang proyek seperti ini adalah proyek tersebut membuat saya merasa seperti kita semakin dekat untuk menjadi peradaban luar angkasa, dan ke masa depan yang tidak terlalu jauh di mana umat manusia akan memiliki basis di bulan dan Mars," kata Álvaro Díaz- Flores Caminero, seorang mahasiswa doktoral Universitas Arizona.[CNN Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda