Sabtu, 26 Juli 2025
Beranda / Berita / Dunia / Prancis Umumkan Pengakuan Resmi atas Negara Palestina di Majelis Umum PBB

Prancis Umumkan Pengakuan Resmi atas Negara Palestina di Majelis Umum PBB

Jum`at, 25 Juli 2025 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Prancis Emmanuel Macron berpidato di hadapan parlemen di Istana Westminster, London, pada 8 Juli 2025 [Foto: Alastair Grant/Pool via Reuters]


DIALEKSIS.COM | Paris - Presiden Emmanuel Macron mengungkapkan Prancis akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

Macron mengatakan dalam sebuah unggahan di X pada hari Kamis (24/7/2025) bahwa ia akan meresmikan keputusan tersebut di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September.

"Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina," tulis Macron.

"Saya akan mengumumkan hal ini dengan khidmat di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September tahun ini," tambahnya.

Langkah ini menjadikan Prancis sebagai negara terbesar dan bisa dibilang paling berpengaruh di Eropa yang mengakui negara Palestina, setelah anggota Uni Eropa Norwegia, Irlandia, dan Spanyol mengindikasikan bahwa mereka juga akan memulai proses yang sama.

Setidaknya 142 negara dari 193 anggota PBB saat ini mengakui atau berencana untuk mengakui negara Palestina, tetapi beberapa negara Barat yang kuat telah menolak untuk melakukannya. Negara-negara tersebut termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.

Pengumuman ini muncul di tengah meningkatnya kemarahan Eropa atas perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan 59.587 warga Palestina dan memberlakukan pembatasan ketat terhadap pengiriman bantuan yang menyebabkan krisis kelaparan.

Awal pekan ini, Prancis bergabung dengan Inggris, Australia, Kanada, dan 21 sekutu Israel lainnya dalam mengecam pembatasan pengiriman bantuan ke Gaza, serta pembunuhan ratusan warga Palestina yang berusaha mendapatkan makanan.

Pernyataan bersama tersebut, yang paling signifikan dari negara-negara Barat, menyatakan bahwa perang "harus diakhiri sekarang".

Macron sebelumnya telah menunjukkan "tekadnya untuk mengakui negara Palestina", dan menteri luar negeri Prancis akan menjadi tuan rumah bersama sebuah konferensi di PBB minggu depan yang membahas solusi dua negara untuk konflik yang telah berlangsung puluhan tahun.

Pemerintah Inggris juga mengatakan bahwa Perdana Menteri Keir Starmer bermaksud untuk berkoordinasi dengan sekutu Prancis dan Jerman melalui panggilan telepon mendesak mengenai situasi di Jalur Gaza pada hari Jumat.

Starmer mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza akan "membuka jalan bagi pengakuan negara Palestina dan solusi dua negara, yang menjamin perdamaian dan keamanan bagi Palestina dan Israel".

Dalam unggahannya pada hari Kamis, Macron membagikan surat kepada Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas yang menguraikan niatnya.

Menanggapi hal ini, wakil Abbas, Hussein al-Sheikh, memuji pemimpin Prancis tersebut.

“Sikap ini mencerminkan komitmen Prancis terhadap hukum internasional dan dukungannya terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara merdeka kami,” kata Sheikh.

Hamas juga memuji pengumuman Macron sebagai “langkah positif” dan mendesak semua negara untuk melakukan hal yang sama.

“Kami menganggap ini sebagai langkah positif ke arah yang benar untuk menegakkan keadilan bagi rakyat Palestina kami yang tertindas dan mendukung hak sah mereka untuk menentukan nasib sendiri,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

"Kami menyerukan kepada semua negara di dunia -- terutama negara-negara Eropa dan negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina -- untuk mengikuti jejak Prancis," ucap Hamas. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI