DIALEKSIS.COM | Suriah - TV pemerintah Suriah melaporkan ledakan di lingkungan selatan ibukota, Damaskus.

Dikatakan ledakan Minggu pagi, yang terjadi pada jam sibuk pada hari kerja pertama dalam seminggu, tampaknya merupakan "tindakan teroris".

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ledakan itu terjadi di dekat kantor intelijen militer di Damaskus.

"Ledakan itu terjadi di dekat cabang keamanan di selatan kota. Ada beberapa orang tewas dan terluka tetapi kami tidak dapat memverifikasi jumlah korban dengan segera," kata monitor dalam sebuah pernyataan.

Tidak jelas apakah ledakan itu disebabkan oleh bom yang ditanam atau serangan bunuh diri, kata monitor itu, seraya menambahkan bahwa penembakan mengikuti ledakan.

Media pemerintah mengatakan semua jalan menuju lokasi ledakan telah ditutup.

Serangan jarang terjadi di Damaskus sejak pasukan pemerintah Suriah menguasai lingkungan dan pinggiran kota yang dikuasai pemberontak tahun lalu.

Suriah terkunci dalam perang saudara yang telah menewaskan lebih dari 360.000 orang dan jutaan orang terlantar sejak penumpasan brutal terhadap protes anti-pemerintah pada tahun 2011 yang memicu konflik penuh.

Dengan dukungan militer utama dari Rusia, pasukan Presiden Bashar al-Assad telah merebut kembali sebagian besar Suriah dari pemberontak, dan sekarang mengendalikan hampir dua pertiga negara itu.

Pemerintah Suriah pada Mei mereklamasi memo terakhir wilayah yang dipegang oleh Negara Islam Irak dan kelompok Levant (ISIL, juga dikenal sebagai ISIS) di Damaskus selatan, memperkuat kontrol total atas ibukota untuk pertama kalinya dalam enam tahun.