Beranda / Berita / Dunia / Pemerintah Cina Berniat Undang Israel dan Palestina Bahas Perdamaian

Pemerintah Cina Berniat Undang Israel dan Palestina Bahas Perdamaian

Kamis, 25 Maret 2021 23:40 WIB

Font: Ukuran: - +


Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi. [Foto: RMOL}


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah China berencana mengundang Israel dan Palestina ke Tiongkok untuk melakukan pembicaraan.

Rencana tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam wawancara dengan Al-Arabiya, Rabu (24/3/2021) seperti dikutip dari Reuters.

China memang telah berulang kali telah menawarkan diri menjadi mediator antara Israel dan Palestina, sebagai alternatif dari Amerika Serikat.

Mereka mengajukan sejumlah solusi untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun itu.

"Kami akan mengundang tokoh masyarakat Palestina dan Israel untuk melakukan pembicaraan di China," kata Wang.

Namun tidak merinci lebih lanjut. Juga tidak diketahui apakah dia mempertimbangkan perwakilan pemerintah.

China sendiri telah menyampaikan sikapnya atas rencana Israel mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat, Palestina.

Duta Besar China untuk Palestina Guo Wei pada Januari tahun lalu menegaskan bahwa negaranya menolak upaya Israel mencaplok Tepi Barat dan tindakan-tindakan sepihak apa pun yang merusak perdamaian dan stabilitas.

China juga mendukung pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sesuai garis perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. China menyebut hak-hak rakyat Palestina tidak dapat diganggu gugat. Juga hak Israel untuk hidup harus sepenuhnya dihormati.

Sementara dalam wawancara dengan Al-Arabiya itu, Wang yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah pekan ini juga mendukung inisiatif Arab Saudi untuk mengakhiri perang di Yaman.

"Kami menyerukan langkah konkret dari inisiatif Saudi untuk penyelesaian konflik di Yaman secepat mungkin," ucap dia.

Inisiatif perdamaian yang ditawarkan Saudi mencakup gencatan senjata nasional dan pembukaan kembali hubungan udara dan laut dengan wilayah yang dikuasai oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Namun, Houthi yang didukung Iran mengatakan diusulkan Saudi itu jauh dari harapan mereka. (CNN Indonesia)

Keyword:


Editor :
Jun

riset-JSI
Komentar Anda