kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Pariwisata Korsel dan Jepang Terkena Dampak dari Virus Corona

Pariwisata Korsel dan Jepang Terkena Dampak dari Virus Corona

Minggu, 26 Januari 2020 13:45 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. Virus corona memukul bisnis pariwisata Korsel dan Jepang, terutama dari turis Cina, tempat epidemi berasal. [Foto: AFP/Noel Celis]


DIALEKSIS.COM | Korea Selatan - Virus Corona yang mewabah di Cina dan beberapa negara di dunia tidak hanya membahayakan kesehatan manusia. Wabah virus corona yang lahir di Wuhan, Hubei, Cina, juga memukul bisnis pariwisata Korea Selatan dan Jepang.

Mengutip Forbes, Minggu (26/1/2020), Korea Selatan, juga Korea Utara, menetapkan status siaga menghadapi serangan virus corona. Di tengah status siaga tersebut, industri pariwisata kedua negara terkena dampaknya.

Interpark Corp, perusahaan e-commerce Korsel, melaporkan pesanan perjalanan dari luar negeri turun tajam, terutama dari Cina. 

Sekitar 130 ribu wisatawan Cina tadinya akan menyambangi Korsel untuk merayakan libur Tahun Baru Imlek. Tetapi, bandara-bandara di Korsel meningkatkan pengawasan.

Pulau Jeju, salah satu destinasi populer di Korsel bagi turis Cina juga diprediksi ramai, namun justru sepi.

Sementara, Sungai Yalu yang terletak di perbatasan Korea utara dan Cina juga ditutup sementara waktu.

Pemerintah Korea Utara menganggap virus corona bisa menyebar dengan cepat meskipun belum ada kasus virus corona di Korea Utara.

Diketahui, Cina menetapkan status darurat terhadap serangan virus corona. Cina juga menutup akses keluar dan masuk beberapa kota, termasuk Wuhan. WHO sendiri belum menetapkan status serupa, namun negara-negara di dunia sudah terjangkit, seperti AS, Prancis, Australia, Kanada, Thailand, dan Malaysia.

Korban meninggal dunia akibat wabah virus corona meningkat menjadi 56 orang. Sementara, jumlah kasus yang terinfeksi mendekati 2.000 orang. Korea Selatan dan Jepang sendiri masing-masing telah melaporkan satu kasus terkait.

Virus corona disebut sama persis seperti SARS yang menyerang Cina pada 2003 lalu. Kerugian ekonomi akibat SARS mencapai US$40 miliar dan Cina bersama Hong Kong menanggung beban ekonomi terbesar pada saat itu.

Tak ubahnya SARS, Pemerintah Cina juga mulai mewanti-wanti kerugian ekonomi dari virus corona. (cnn)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda