Pangeran Mohammed Suka Kerjasama dengan Trump
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | AS - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman memuji hubungan kerajaan dengan pemerintahan Amerika Serikat (AS), hanya beberapa hari setelah Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa negara Timur Tengah tidak akan bertahan dua minggu tanpa dukungan AS.
"Saya suka bekerja dengan dia (Trump-red)," kata putra mahkota itu kepada Bloomberg yang berbasis di AS.
Kedua pemimpin tersebut telah mencapai banyak hal di Timur Tengah, terutama terkait ekstremisme, terorisme dan Daesh (akronim bahasa Arab untuk Negara Islam di Irak).
Pangeran yang berusia 33 tahun itu mengatakan normal jika ada perselisihan dengan sekutu dan harus menerima bahwa setiap teman akan mengatakan hal baik dan buruk.
"Jadi, Anda tidak bisa memiliki 100 persen teman yang mengatakan hal-hal baik tentang Anda, bahkan di keluarga Anda. Anda akan salah paham. Jadi, kami memasukkannya ke dalam kategori itu." Ucapnya.
Dalam kampanye di Mississippi pada hari Rabu (03/10), Trump menusuk Riyadh dengan mengatakan negara itu tidak akan bertahan dua minggu jika Washington menarik dukungan militernya.
Itu bukan pertama kalinya Trump mengkritik Arab Saudi. Pada awal 2015, Trump mengatakan Arab Saudi harus membayar lebih jika menginginkan perlindungan AS.
Kritik Trump tidak terbatas pada Arab Saudi saja. Dalam pidatonya pada Majelis Umum PBB, Presiden AS dalam nada yang sama memperingatkan negara-negara lain yang tidak disebutkan namanya telah mengambil keuntungan dari Amerika Serikat.
"Ke depan, kami hanya akan memberikan bantuan asing kepada mereka yang menghormati kami dan, terus terang, adalah teman kami. Dan kami mengharapkan negara lain untuk membayar bagian mereka yang adil untuk biaya pertahanan mereka," kata Trump pada saat itu. (Aljazeera)