kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / OKI: Penerbitan Ulang Karikatur Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo Picu Rusak Hubungan Islam-Prancis

OKI: Penerbitan Ulang Karikatur Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo Picu Rusak Hubungan Islam-Prancis

Sabtu, 24 Oktober 2020 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

[FOTO: YOAN VALAT/EPA]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Organisasi Kerjasama Negara-negara Islam (OKI) menyebut kasus penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo dapat merusak hubungan umat Islam dengan Prancis dan hanya menjadi komoditas politik.

Sebelumnya, majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, mengumumkan menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad, pada Selasa (1/9), untuk menandai dimulainya persidangan penyerangan kantor mereka terkait karikatur itu pada 7 Januari 2015.

Ketika itu, 12 orang, termasuk beberapa kartunis terkemuka, tewas dalam serangan yang dilakukan dua bersaudara, Said dan Cherif Kouachi, di kantor Charlie Hebdo, Paris.

"Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mengikuti aksi penerbitan karikatur satire yang memperlihatkan sosok Nabi Muhammad, [OKI] takjub mengetahui adanya penilaian yang tidak diharapkan dari sejumlah politisi tertentu di Prancis," demikian pernyatan resmi OKI, dari Jeddah, Arab Saudi, dikutip dari Antara. 

"Mengingat pemikiran demikian dapat mengancam hubungan Muslim dan rakyat Prancis, meningkatkan kebencian antarsesama, dan hanya menjadi komoditas politik kelompok tertentu," lanjut pernyataan itu.

Sejumlah politikus Prancis, terutama partai sayap kanan Front Nasional pimpinan Marine Le Pen, mendukung penerbitan karikatur nabi itu serta menghubungkan aksi teror dengan ajaran Islam, serta menyuarakan ujaran anti-Islam.

Sementara, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan tidak bisa mencampuri keputusan redaksional majalah. Usai pengumuman penerbitan ulang karikatur itu, dua orang dilaporkan terluka dalam serangan menggunakan senjata tajam di dekat bekas kantor Charlie Hebdo, Jumat (25/9).

Selain itu, ada insiden pemenggalan guru sejarah, Samuel Paty, oleh Abdoullakh Abouyezidovitch, seorang remaja berusia 18 tahun yang merupakan pendatang dari Chechnya, di kota kecil Conflans-Sainte-Honorin, Val d'Oise, Prancis, Jumat (16/10).

Guru sekolah menengah itu disebut sempat menggelar diskusi soal kartun Nabi Muhammad dengan para muridnya. Pelaku kemudian ditembak mati polisi.

OKI mengecam insiden tersebut. Namun, pihaknya juga mengingatkan untuk tidak menghubungkan aksi teror dengan ajaran Islam.

"Kami mengecam seluruh tindakan teror yang mengatasnamakan agama, dan Sekretariat Jenderal OKI juga telah mengecam pembunuhan sadis terhadap seorang warga Prancis, Samuel Paty," sebut OKI.

"Kami berusaha mengingatkan tidak ada hubungan antara kejahatan mengerikan ini dari Islam dan nilai-nilai welas asih yang diajarkan. [OKI] menilai insiden itu merupakan aksi teror yang dilakukan oleh individu atau kelompok teroris tertentu yang harus dihukum sesuai dengan aturan perundang-undangan," tutur pernyataan itu [Antara/cnn].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda