Media Arab Sorot Mantan Pimpinan Hamas Tinggalkan Gaza dan Hidup Mewah
Font: Ukuran: - +
Foto sebagai ilustrasi. [Foto: Hops.id]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Para pemimpin senior faksi Palestina, Hamas, dilaporkan telah meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza. Seorang sumber intelijen Israel menyebut, saat ini mereka tinggal di hotel mewah di negara-negara kaya, bersama dengan keluarga.
Menurut sebuah laporan oleh Yedioth Ahronoth, dari kamp pengungsi hingga hotel bintang 5, setidaknya delapan tokoh teratas dari gerakan Hamas dan "Jihad Islam" meninggalkan kantong itu selama setahun terakhir.
Dilansir di Asharq Al-Awsat, Sabtu (15/1), sosok pertama yang mengambil bagian dalam eksodus ini adalah Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas di luar negeri. Dia meninggalkan rumahnya di Kamp Pengungsi Al-Shati menuju hotel-hotel mewah di Doha, ibu kota Qatar.
Haniyeh membenarkan kepergiannya karena pencalonannya untuk kepemimpinan Hamas, dimana pemilihan berakhir beberapa bulan yang lalu.
Dia menekan pihak berwenang Mesir mengizinkan istri dan anak-anaknya meninggalkan Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah, dan mereka saat ini tinggal bersamanya dalam kemewahan Qatar.
Tokoh kunci lainnya adalah Khalil al-Hayya, yang sampai saat ini menjabat sebagai wakil pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar. Dia meninggalkan daerah kantong itu beberapa bulan lalu setelah menerima promosi sebagai Kepala Hubungan Negara-negara Arab dan Muslim kelompok itu.
Sama seperti Haniyeh, Hayyah berhasil membawa keluarganya keluar dari Gaza dan pindah ke Doha. Sosok lainnya dalam daftar termasuk Salah Al Bardawil, seorang anggota senior kelompok yang memperoleh izin meninggalkan Gaza bersama keluarganya selama satu tahun, serta Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri dan penasihat diplomatik veteran dan wakil pribadi Haniyeh Taher al-Nunu.
Doha bukan satu-satunya tujuan dari pemimpin kelompok ini. Negara Turki menjadi rumah baru bagi tokoh Hamas Fathi Hamad. Dua pemimpin Jihad Islam di Jalur Gaza, Nafaz Azzam dan Muhammad al-Hindi, juga diam-diam meninggalkan Gaza beberapa waktu lalu. Azzam berada di Suriah dan mungkin juga di Beirut, sementara al-Hindi telah menjadikan Istanbul sebagai rumah barunya [ aawsaat/republika].