Beranda / Berita / Dunia / Kurs Ringgit Keok Akibat Lockdown Nasional

Kurs Ringgit Keok Akibat Lockdown Nasional

Senin, 31 Mei 2021 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Nilai tukar ringgit Malaysia melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah pada perdagangan Senin (31/5/2021). Kenaikan kasus penyakit virus corona (Covid-19) hingga ke rekor tertinggi memaksa Malaysia melakukan lockdown nasional, yang membuat kurs ringgit tertekan.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 10:07 WIB, ringgit melemah 0,15% melawan dolar AS ke RM 4,1380/US$. Sementara melawan rupiah, ringgit melemah 0,1% ke Rp 3.449,89/RM.

Malaysia kembali menerapkan lockdown nasional secara total untuk semua sektor sosial dan ekonomi mulai Selasa, 1 Juni 2021 hingga 14 Juni 2021.

Hal tersebut dilakukan setelah pada Jumat (28/5/2021) negara itu memecahkan rekor infeksi harian baru dengan angka 8.290 kasus infeksi. Angka tersebut angka yang tertinggi dalam sejarah pandemi Covid-19 di Malaysia.

Pengumuman lockdown total disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin. "Hanya sektor ekonomi dan jasa penting yang akan diizinkan untuk beroperasi," ujar Muhyiddin dilansir Straits Times, Sabtu (29/5/2021).

Desakan untuk lockdown total sudah muncul sebelum keputusan Muhyiddin. Sebelumnya Sultan Negara Bagian Johor, Sultan Ibrahim Iskandar, meminta pemerintah Malaysia mempertimbangkan penguncian penuh alias "full lockdown".

Kenaikan kasus Covid-19 di Malaysia bahkan lebih ngeri ketimbang India jika melihat salah satu indikator epidemiologi berupa kenaikan kasus per 1 juta penduduk di Malaysia sudah lebih tinggi dibandingkan dengan India.

Berdasarkan catatan CNBC International, rata-rata kasus infeksi Covid-19 harian di Malaysia per satu juta orang mencapai angka 205, jauh lebih tinggi ketimbang India yang mencapai 150.

Populasi Malaysia memang tak sebesar India karena hanya menampung 32 juta penduduk. Jelas jauh sekali jika dibandingkan dengan Negeri Bollywood. Namun jika angka pertambahan kasus harian per satu juta penduduknya lebih tinggi maka sudah jelas Malaysia sedang dalam keadaan darurat.[CNBC Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda