kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Kudeta Myanmar Makin Memanas, Aktivis-Biksu Diculik

Kudeta Myanmar Makin Memanas, Aktivis-Biksu Diculik

Sabtu, 13 Februari 2021 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Warga Myanmar memprotes kudeta militer yang menggulingkan Aung San Suu Kyi di Bangkok, Thailand, 2 Februari 2021. Foto: REUTERS


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Demo massa yang menentang kudeta Aung San Suu Kyi oleh militer Myanmar makin memanas. Di hari kedelapan unjuk rasa, ribuan massa kembali turun ke jalan di sejumlah kota besar seperti ibu kota Nypyitaw, Yangon dan Mandalay.

Melansir Reuters, unjuk rasa kali ini merupakan yang terbesar yang pernah terjadi sebelumnya. Massa dilaporkan makin marah ke junta karena aksi penculikan yang dilakukan ke banyak aktivis pro Suu Kyi.

"Hentikan penculikan di malam hari," kata seorang pengunjuk rasa di Yangon, Sabtu (13/2/2021).

Kantor hak asasi manusia untuk PBB mengatakan lebih dari 350 orang, termasuk pejabat, aktivis, biarawan, ditangkap sejak penahanan Suu Kyi 1 Februari lalu. Bahkan beberapa menghadapi tuntutan pidana dengan alasan yang dianggap dibuat-buat.

Sebuah video juga menyebar di negara itu yang menunjukkan bagaimana kritikus, termasuk seorang dokter, ditangkap pada malam hari oleh militer. Meme bertulskan "Malam kita tak aman lagi" dan "Militer Myanmar menculik di malam hari" beredar luas di media sosial.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar menyuarakan keprihatinan. Banyak anggota keluarga aktivis tak memiliki akses kondisi aktivis yang diamankan militer.

"Ini bukan insiden yang terisolasi. Penggerebekan malam hari menargetkan suara-suara yang berbeda pendapat. Ini terjadi diseluruh negeri," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan.

Sayangnya pemerintah belum memberi komentar.

Sebelumnya, pada Jumat, kekerasan mewarnai demonstrasi anti kudeta, Dalam rekaman yang disiarkan Radio Free Asia, enam tembakan dilepaskan polisi untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Aksi kekerasan ini bukan satu-satunya yang terjadi di negeri Pagoda Emas. Sebelumnya dikabarkan seorang pendemo wanita tertembak di kepala pada Selasa dan petugas medis mengatakan ia tidak akan selamat.

Kudeta Myanmar telah terjadi sejak awal pekan lalu. Ini menjadi simbol dihentikannya demokrasi di negara itu sejak 2011, setelah selama 49 tahun dikuasai militer. (CNBCIndonesia)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda