Beranda / Berita / Dunia / Kandidat Oposisi pada Pemilu Lebanon Hadapi Ancaman dan Serangan

Kandidat Oposisi pada Pemilu Lebanon Hadapi Ancaman dan Serangan

Sabtu, 23 April 2022 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Sebuah papan reklame Pemilu di Beirut menggambarkan sebuah helikopter memadamkan api pada ledakan pelabuhan 2020 dengan teks dalam bahasa Arab 'Keheningan kami akan meledakkan Beirut sekali lagi' dan 'Beirut membutuhkan hati'. [Foto: Joseph Eid/AFP]


DIALEKSIS.COM | Beirut - Hicham Hayek tahu para pendukung partai politik tradisional Lebanon akan menentang kampanye pemilihan parlemennya di desa Sarafand, Lebanon selatan, tetapi dia tidak menyangka bahwa dia, pasangannya dan pesertanya akan dipukuli, sehingga tentara Lebanon harus mengawal mereka ke tempat yang aman.

Hayek, seorang ahli bedah medis yang mencalonkan diri dalam pemilihan 15 Mei mendatang mengatakan bahwa pendukung Hizbullah dan sekutunya telah memukuli para pekerja di tempat tersebut sebelum dia tiba untuk kampanye pada 16 April.

“Dan ketika kami mendekati tempat itu, kami melihat bahwa mereka menutup jalan menuju acara dengan ban, dan mereka meneriaki orang-orang, menyerang mereka dan menghina mereka,” katanya, melansir Aljazeera, Sabtu (23/4/2022).

Lebanon Selatan adalah benteng politik utama bagi Gerakan Amal dan Hizbullah yang didukung Iran, dimana pemimpinnya Nabih Berri telah menjadi ketua parlemen sejak 1992.

“Mereka melempari kami dengan batu, dan memberi tahu kami, ‘Ini wilayah Nabih Berri’,” ucap Soltan al-Hosseini, seorang aktivis mahasiswa yang mendukung Hayek.

“Mereka menuduh kami sebagai agen asing," ujarnya lebih lanjut.

Tentara mengawal Hayek dan yang lainnya di luar untuk pergi dengan selamat

Usai insiden itu, Gerakan Amal, dalam sebuah pernyataan, membantah keterlibatan mereka.

Sementara itu di Beirut, kandidat oposisi mengatakan mereka menghadapi apa yang mereka sebut serangan sistematis sebelum pemilihan parlemen.

Legislator independen dan mantan jurnalis siaran Paula Yacoubian mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya di parlemen setelah terpilih pada 2018. Dia mengatakan bahwa lima papan iklan kampanyenya dirusak di distrik Achrafieh di ibu kota.

Dia mengajukan keluhan hukum, dan percaya partai politik tradisional telah mengatur vandalisme untuk mengintimidasi dia dan sekutunya.

"Keamanan Negara sedang menyelidiki masalah ini dan mereka memberi tahu saya bahwa ada tersangka, tetapi sekarang hilang," kata Yacoubian.

Teman dan pendukung Yacoubian yang mempromosikan kampanyenya secara online dilaporkan menerima panggilan telepon, menekan mereka untuk berhenti.

"Penargetan semacam ini di Beirut belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, sekarang mereka mengejar orang satu per satu," tuturnya. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda