Indeks Saham di Wall Streets Terpicu Positif Pasca Penemuan Vaksin
Font: Ukuran: - +
Sumber Foto Pasardana (Ilustrasi)
DIALEKSIS.COM | Dunia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street melonjak tinggi pada penutupan perdagangan Senin (16/11), dipicu pengumuman vaksin virus corona (Covid-19) dari Moderna yang 94,5% terbukti efektif dalam uji coba.
Selain vaksin Moderna, Pfizer dan BioNTech lebih dulu menyatakan vaksin mereka 90% efektif dalam uji coba. Temuan yang memberikan harapan baru untuk segera bisa kembali dalam kehidupan normal, menyuntik sentimen positif pasar.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup dengan rekor baru 470.63 poin atau naik 1.60% menjadi 29.950.44. Sedangkan S&P 500 juga berakhir dengan rekor baru, yakni naik 41.76 poin atau 1.16% menjadi 3.626.91. Demikian pula NASDAQ Composite ditutup kokoh dengan 94.84 poin atau 0.80% menjadi 11.924.13.
"Saham AS melesat lebih tinggi karena berita vaksin optimis Moderna, yang bersama dengan vaksin Pfizer meningkatkan ekspektasi untuk kembali ke kehidupan pra-pandemi sebelum musim dingin mendatang," kata analis pasar Edward Moya di platform perdagangan mata uang OANDA, dikutip dari AFP.
Ekuitas Eropa juga mempercepat kenaikan karena berita soal vaksin tersebut. Baik London dan Paris naik 1,7%, sementara Frankfurt mengakhiri hari itu 0,7% lebih tinggi.
"Sama seperti dosis awal bullish vaksin mereka tampaknya menyusut, pasar mendapat suntikan kabar baik lagi Senin ini," kata analis Spreadex Connor Campbell. "Seperti Pfizer, masih ada jalan yang harus ditempuh sebelum vaksin Moderna disetujui. Namun, investor hanya memikirkan jangka panjang, melesat ke depan untuk mengakhiri mimpi buruk."
Harga minyak di London juga melonjak lebih dari 3% karena berita vaksin memicu harapan pemulihan permintaan energi, sama seperti banyak negara yang memperketat aturan pembatasan untuk menekan penyebaran virus corona.
Selain itu, para pedagang menyambut gembira penandatanganan kesepakatan perdagangan bebas terbesar di dunia, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) antara 10 negara anggota ASEAN, bersama dengan China, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia yang mencakup sekitar sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) dunia.
"Pertumbuhan baru-baru ini mengarah pada fakta bahwa Asia sekarang baik dan benar-benar berada di jalur pemulihan, dengan China khususnya, menunjukkan ketahanan yang besar karena Beijing mengungkapkan produksi pabriknya telah meningkat lebih cepat dari yang diharapkan," kata kepala Sun Global Investments Mihir Kapadia [CNBC Indonesia].