kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Depot Bahan Bakar di Nagorno-Karabakh Meledak, Sedikitnya 20 Orang Tewas

Depot Bahan Bakar di Nagorno-Karabakh Meledak, Sedikitnya 20 Orang Tewas

Selasa, 26 September 2023 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ratusan kendaraan menuju Armenia dari Nagorno-Karabakh pada Selasa (26/9/2023), menyusul serangan kilat tentara Azerbaijan di daerah kantong separatis tersebut. [Foto: Emmanuel Dunad/AFP]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Setidaknya 20 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam ledakan depo bahan bakar di Nagorno-Karabakh di tengah eksodus etnis Armenia dari wilayah tersebut.

Departemen kesehatan di wilayah tersebut mengatakan 13 mayat ditemukan dan tujuh orang tewas akibat luka-luka yang mereka alami setelah ledakan di luar ibu kota regional Stepanakert, yang disebut Khankendi oleh Azerbaijan, pada Senin (25/9/2023) malam.

Mereka juga mengatakan 290 orang telah dirawat di rumah sakit dan “puluhan pasien masih dalam kondisi kritis”. Gudang tersebut digunakan untuk menyalurkan bahan bakar kepada mereka yang ingin meninggalkan wilayah tersebut dengan mobilnya. Ratusan orang berkumpul di sana saat ledakan terjadi.

"Sebuah tim medis sedang dalam perjalanan dari Yerevan ke Stepanakert dengan helikopter untuk membantu para korban, membawa obat-obatan dan perbekalan medis yang diperlukan," kata kementerian kesehatan.

Pengumuman jumlah korban tewas terjadi di tengah orang-orang yang melarikan diri dari wilayah tersebut, dengan Armenia mengatakan bahwa 13.350 “pengungsi paksa” memasuki negara tersebut. Dalam pernyataannya, pemerintah juga mengatakan akan menyediakan akomodasi bagi semua yang membutuhkan.

Di bidang diplomatik, penasihat keamanan nasional dari Azerbaijan, Armenia, Perancis, Jerman dan perwakilan khusus Uni Eropa untuk wilayah tersebut dijadwalkan bertemu di Brussels pada hari Selasa (26/9/2023).

Pihak berwenang Azerbaijan berjanji untuk menghormati hak dan keamanan warga Armenia yang tinggal di wilayah tersebut. Namun berita tentang reintegrasi mereka ke Azerbaijan disambut dengan kepanikan dan kekacauan di kalangan etnis Armenia di Karabakh yang khawatir bahwa sejarah panjang kebencian dan kekerasan di antara keduanya akan membuat segala bentuk hidup bersama menjadi mustahil.

Nagorno-Karabakh telah diperebutkan selama lebih dari tiga dekade, dengan Baku dan Yerevan bersaing untuk menguasai wilayah tersebut. Wilayah ini diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, namun banyak dihuni oleh etnis Armenia.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, kelompok separatis di Nagorno-Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan mereka dengan tujuan bersatu kembali dengan Armenia. Hal ini memicu perang berdarah pada tahun 1990an yang berakhir dengan penguasaan Armenia atas daerah kantong tersebut dan beberapa distrik di sekitarnya. Ratusan ribu orang mengungsi akibat konflik tersebut.

Perang kedua meletus pada tahun 2020 ketika Azerbaijan merebut kembali kendali atas wilayah sekitarnya. Rusia, sekutu Armenia, menjadi perantara gencatan senjata dan menempatkan hampir 2.000 pasukan penjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda