Bos AirAsia Minta Pemerintah Berani Buka Perbatasan
Font: Ukuran: - +
Pendiri AirAsia, Tony Fernandes. [Foto: AFP]
DIALEKSIS.COM | Singapura - Bos salah satu maskapai terbesar di Asia meminta pemerintah di kawasan itu untuk membuka perbatasan demi hajat hidup orang banyak.
"Politisi harus berani," kata pendiri AirAsia Tony Fernandes saat menghadiri Singapore Airshow, sebagaimana dikutip dari BBC, Jumat (18/2/2022).
Pariwisata lintas batas, yang menyumbang 12% dari PDB Asia Tenggara pada 2019, terpukul keras oleh aturan Covid-19.
"Sudah waktunya untuk mengambil napas dalam-dalam dan menilai fakta. Penutupan perbatasan tidak logis lagi karena Omicron ada di masyarakat," kata kepala eksekutif maskapai berbiaya rendah Malaysia itu.
“Sekarang kita harus melindungi mata pencaharian dan ekonomi masyarakat,” tambahnya.
Seperti kebanyakan maskapai penerbangan di seluruh dunia, AirAsia melaporkan kerugian besar pada tahun 2020. Tetapi sementara maskapai penerbangan internasional berbiaya rendah di Eropa dan Amerika Utara menikmati rebound pada tahun 2021 karena aturan perjalanan dilonggarkan, maskapai Asia semakin merosot.
Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), Asia-Pasifik adalah satu-satunya kawasan di dunia yang gagal mencatat peningkatan signifikan dalam lalu lintas udara pada akhir tahun 2021.
Sementara beberapa negara Asia, seperti Cina dan Jepang telah sepenuhnya menutup perbatasan mereka untuk orang luar, negara lain seperti Singapura telah membuat langkah tentatif ke perjalanan yang tidak terlalu ketat melalui Jalur Perjalanan Bervaksinasi (VTL) tertentu.
Ini menjamin masuknya bebas karantina ke Singapura, tetapi penerbangan terbatas dan seringkali lebih mahal.
Skema serupa lainnya di wilayah tersebut yang dirancang untuk mendorong pariwisata melibatkan dokumen yang luas serta beberapa tes Covid yang mahal dan periode isolasi wajib yang singkat.
"Bagi saya, membuka perbatasan kita berarti tidak ada karantina, tidak ada pengisian formulir, tidak ada pengujian terus-menerus," kata Fernandes.
"Sudah waktunya untuk melanjutkan hidup kita," tambahnya.[BBC]