Australia Blokir Tambahan Penerbangan Qatar Airways, Gara-gara Insiden Tahun 2020
Font: Ukuran: - +
Foto: dok. Qatar Airways
DIALEKSIS.COM | Dunia - Pemerintah Australia menyebut penggeledahan "telanjang" yang dilakukan Qatar terhadap lima wanita Australia di Doha sebagai “konteks” di balik keputusan untuk memblokir penerbangan tambahan oleh Qatar Airways.
Menteri Transportasi Catherine King mengatakan pada hari Kamis (7/9/2023) bahwa pemeriksaan ginekologi “invasif” yang dilakukan di Bandara Internasional Doha pada tahun 2020 memengaruhi keputusannya untuk menolak tawaran maskapai Qatar untuk menggandakan penerbangannya di Australia.
Pihak berwenang Qatar melakukan pemeriksaan terhadap para penumpang sebagai bagian dari penyelidikan keberadaan ibu dari bayi baru lahir yang ditemukan di kamar mandi bandara.
“Tentu saja, untuk konteksnya, ini adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang mengalami hal seperti itu,” kata King saat konferensi pers di Canberra.
“Jadi saya tidak bisa mengatakan itu, Anda tahu, saya tidak menyadarinya, tapi tentu saja, itu bukan satu-satunya faktor. Tidak ada satu faktor pun yang mempengaruhi keputusan ini,” tambah King.
King mengatakan pengalaman para perempuan tersebut sejujurnya, bukanlah sesuatu yang pihaknya harapkan dialami oleh siapa pun, dan tentu saja bukan warga Australia yang bepergian dengan maskapai internasional.
Pada bulan Juni, pengacara perempuan tersebut mengirimkan surat kepada King yang menyatakan bahwa Qatar Airways “tidak layak untuk mengangkut penumpang keliling dunia apalagi ke bandara-bandara utama Australia”.
Kelima wanita tersebut menggugat Qatar Airways dan Otoritas Penerbangan Sipil Qatar yang dikelola negara atas insiden tersebut.
King secara resmi menolak tawaran Qatar Airways untuk menambah penerbangan ke Sydney, Melbourne dan Brisbane pada bulan Juli, dengan alasan keyakinannya bahwa proposal tersebut tidak sesuai dengan kepentingan nasional Australia.
Pemerintahan Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah di Australia mendapat kecaman karena menghalangi proposal Qatar Airways, dan para kritikus menuduh Canberra melindungi keuntungan maskapai nasional Qantas dengan mengorbankan konsumen.
Biaya penerbangan antara Australia dan Eropa telah melonjak sejak pandemi COVID-19, dengan harga beberapa tiket dua kali lipat dari biasanya, dan para tokoh industri perjalanan berpendapat bahwa persaingan yang lebih ketat dapat membantu menurunkan harga tiket. [Aljazeera]