100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Dihancurkan di India
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Dunia - Pembuat vaksin India Serum Institute of India (SII) mengatakan harus membuang 100 juta dosis vaksin Covid-19 mereka setelah kadaluwarsa.
"Perusahaan berhenti memproduksi Covishield pada bulan Desember tahun lalu karena permintaan yang rendah," ucap CEO Adar Poonawalla.
SII, pembuat vaksin terbesar di dunia, telah membuat jab Vaxzevria versi lokal dari AstraZeneca.
Covishield menyumbang lebih dari 90% dari dosis yang diberikan di India.
India telah memberikan lebih dari dua miliar dosis vaksin Covid-19. Lebih dari 70% populasi India telah mengonsumsi setidaknya dua dosis, menurut kementerian kesehatan federal.
Pada Januari 2022, India mulai memberikan booster kepada pekerja kesehatan dan garis depan, dan mereka yang berusia di atas 60 tahun dengan penyakit penyerta. Itu kemudian diperluas ke semua orang dewasa.
Pada bulan Juli, dosis booster gratis, dosis pencegahan seperti yang disebut pemerintah, diberikan kepada semua orang dewasa selama 75 hari untuk menandai 75 tahun kemerdekaan India.
Namun sejauh ini, India hanya memberikan 298 juta dosis booster, menurut kementerian kesehatan.
"Vaksin booster tidak memiliki permintaan karena orang sekarang tampak muak dengan Covid. Jujur, aku juga muak. Kita semua," kata Poonawala kepada wartawan, mengutip BBC, Sabtu (22/10/2022).
Menurut Poonawala, SII memiliki stok sekitar 100 juta dosis Covishield. Vaksin tersebut memiliki umur simpan sembilan bulan dan kedaluwarsa pada bulan September tahun ini.
CEO berbicara di sela-sela pertemuan umum tahunan Jaringan Produsen Vaksin Negara Berkembang (DCVMN) di Kota Pune, India barat.
Poonawala mengatakan SII telah menyelesaikan uji coba vaksin Covid-19 Covovax sebagai dosis booster. Perusahaan mengharapkan vaksin tersebut mendapatkan persetujuan dalam dua minggu ke depan.
"Kami juga bermitra dengan perusahaan biotek AS Novavax untuk booster khusus Omicron," katanya. [BBC]