Beranda / Berita / Dunia / 100 Demonstran Tewas, Militer Irak Akui Gunakan Kekerasan

100 Demonstran Tewas, Militer Irak Akui Gunakan Kekerasan

Senin, 07 Oktober 2019 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Pasukan keamanan Irak berjaga di luar kantor kementerian dalam negeri selama aksi demonstrasi di Lapangan Khellani, Baghdad, pada Jumat (4/10/2019) pekan lalu. (Foto: Kompas)


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih dari 100 Demonstran Tewas, Militer Irak Akui Gunakan Kekerasan Berlebihan", https://internasional.kompas.com/read/2019/10/07/20193371/lebih-dari-100-demonstran-tewas-militer-irak-akui-gunakan-kekerasan. 

Penulis : Agni Vidya Perdana

Editor : Agni Vidya Perdana


DIALEKSIS.COM | Irak - Militer Irak akhirnya mengakui untuk pertama kalinya, bahwa mereka telah menggunakan " kekerasan berlebihan" dalam menghadapi aksi demonstrasi dalam sepekan terakhir. 

Lebih dari 100 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam aksi demonstrasi yang semakin meningkat menjadi aksi kekerasan. Para saksi melaporkan, pasukan keamanan telah menggunakan meriam air, gas air mata, hingga peluru tajam. 

Dalam protes massa di kota Sadr, timur Baghdad, pada Minggu (6/10/2019) malam, sebanyak 13 orang dilaporkan tewas, menurut petugas medis dan aparat keamanan. 

"Kekerasan berlebihan di luar aturan keterlibatan telah digunakan dan kami telah mulai menuntut pertanggungjawaban dari para perwira komandan yang melakukan tindakan salah ini," kata pihak militer. 

Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi juga telah menginstruksikan pasukan militer untuk diganti dengan unit polisi federal, serta memerintahkan dinas intelijen untuk memulai penyelidikan atas insiden tersebut. 

Pengakuan militer atas penggunaan kekerasan berlebihan menjadi yang pertama kali sejak pecahnya aksi protes di Irak. 

Sebelumnya perdana menteri sempat bersikeras bahwa militer telah bertindak dalam standar internasional saat menangani aksi protes di Baghdad dan kota lainnya.

Seperti dilansir Kompas.com, pada Senin (7/10/2019) pagi, situasi ketegangan di kota Baghdad dan kota-kota lainnya di selatan Irak telah mereda dan tidak ada aksi terlihat, meski para pengunjuk rasa biasanya baru mulai berkumpul pada malam hari. 

Aksi protes yang dipicu ketidakpuasan terhadap pemerintah, salah satunya menuntut untuk mundurnya perdana menteri. Namun perdana menteri justru mengumumkan serangkaian reformasi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengusir pada pejabat yang korup.(km)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda