kip lhok
Beranda / Dialog / Membaca Langgam Politik NasDem saat Mendeklarasikan Anies Baswedan

Membaca Langgam Politik NasDem saat Mendeklarasikan Anies Baswedan

Senin, 03 Oktober 2022 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Pengamat Politik Nasional, Prof Firman Noor. [Foto: ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Partai NasDem resmi mengumumkan calon presidennya yang akan diusung di 2024. NasDem memutuskan untuk Anies Baswedan maju jadi capres untuk Pilpres 2024. Anies juga mengaku siap diusung oleh NasDem. 

Eksistensi Anies Baswedan di Pilpres 2024 semakin nyata dengan dideklarasikan oleh Parai NasDem dan berpeluang menjadi calon presiden di 2024. Lantas bagaimana respons pengamat politik terhadap deklarasi NasDem tersebut.

Untuk menanggapi deklarasi ini, reporter Dialeksis.com kemudian menghubungi dan meminta pendapat Prof Firman Noor. Dia merupakan seorang peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan juga seorang pengamat politik nasional. Berikut hasil wawancara Dialeksis.com dengan Prof Firman Noor.

Membaca kecepatan NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan, bagaimana bapak memandang posisi tawar Anies di kancah politik Pilpres 2024?

Kelihatannya NasDem mau menunjukkan bahwa dialah partai yang pertama kali mengusung seorang kandidat yang bernama Anies Baswedan. Ini diharapkan menjadi warning buat semuanya bahwa dialah yang pertama kali mendeklarasikan Anies.

Dan biasanya memang insting politik NasDem ini jalan gitu ya. NasDem termasuk partai yang biasanya terbukti merealisasikan target gitu ya. Termasuk pak Jokowi dulu di Pilpres 2019.

Ini menjadi satu hal yang penting dicatat karena ini mengindikasikan bahwa hasil hitung-hitungan NasDem sebagai partai yang punya track record bagus di dalam mencalonkan seseorang.

NasDem membaca kans Anies ini cukup tinggi. Sehingga menjadi warning bagi yang lain bahwa akan ada sosok kandidat yang layak untuk diperhitungkan.

Saya kira ini tidak akan terhenti di sini ya karena mungkin akan berlanjut pada deklarasi yang lebih masif lagi dan juga akhirnya melibatkan NasDem di situ ya.

Apakah tidak terlalu blunder ketika terbit dahulu NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sehingga menjadi lawan atau rivalitas dengan calon kandidat atau partai lain dalam artian diperlemah secara politik?

Oh, itu pasti. Saya kira itu sudah masuk dalam hitung-hitungan mereka. Tapi kan mereka juga punya alasan nasional yang bersifat saintifik. Beberapanya semisal survei CSIS sebagai sebuah lembaga yang kredibel juga menunjukan angin segar bagi Anies Baswedan.

Artinya perhitungan mereka bukan hanya politik semata. Tapi juga hitungan akademis, saintifik gitu. Dan ini merupakan salah satu landasan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Saya kira memang dari dulu dan kalau saya bicara dengan beberapa narasumber dari NasDem sendiri menekankan bahwa pendekatan politik NasDem itu harus bernuansakan saintifik.

Memang satu pilihan, tapi bukan satu pilihan yang konyol karena ada hitung-hitungannya. Bahwa itu nanti akan dikuliti, ya, sekarang partai mana yang tidak dikuliti.

Lantas upaya apa untuk menetralisir agar tidak terlalu meluas ataupun meredam upaya-upaya manuver dari orang-orang yang memang menginginkan Anies Baswedan? 

Partai ini harus injak gas dan rem. Jadi jalan terus, jangan sibuk ngerem doang dan tidak jalan-jalan. Jadi pasti nanti akan ada pembagian tugas divisi dalam konteks politik. Jadi kalangan yang mengantisipasi, ada kalangan yang mempromosi, jadi semuanya jalan. 

Karena ini merupakan hal yang biasa dalam dunia politik, apalagi levelnya jadi satu, itu pasti sangat dahsyat. Jokowi saja sampai sekarang masih diserang gitu ya.

Apalagi ini baru-baru bakal menjadi sasaran yang sangat empuk untuk “ditembak”. Dan tentu saja ada kalangan yang berkepentingan, banyak sekali kalangan yang berkepentingan di tahun 2024.

Anies berpeluang jadi Presiden ke depan, tentunya tidak terlepas dari tangan dingin seorang Surya Paloh selaku orang yang membaca dari pusat. Melihat sosok Surya Paloh yang memang kalau kita pelajari track record-nya mampu melahirkan orang-orang yang memang secara politik jadi barang gitu ketika dipegang sama Surya Paloh, apalagi sosok beliau adalah orang Aceh? 

Seperti yang saya katakan tadi, ini merupakan warning bagi yang lain. Warning bahwa ternyata Anies Baswedan ada pendukungnya, ada partainya. Jadi bukan seperti pembalap tanpa mobil seperti yang selama ini diduga.  

Artinya kecerdasan politik Surya Paloh yang melihat itu? 

Saya kira insting politiknya, karena dia juga punya background politisi yang sudah lama ya. Bukan politisi kaleng-kaleng dan juga dia punya mental pembisnis yang biasa menangkap pangsa pasar. Jadi kombinasi keduanya sebenarnya. Dari sisi kawakan dan juga pembisnis yang sukses menurut catatan. Jadi saya kira ini harus diperhitungkan oleh partai lain. 

Barometer 2024 juga mempengaruhi arah pengusungan Anies Baswedan menjadi presiden ke depan. Tentunya akan merubah peta ketika umpamanya peta berubah dimana NasDem minim kursi atau tidak memiliki kursi manyoritas ini juga akan mempengaruhi karena harus mencukupi presidensial threshold? 

Kalau kita lihat dari hasil survei kan NasDem masih bisalah, cukup untuk beroptimis ya dengan beberapa survei terakhir. NasDem nggak jeblok-jeblok amat gitu. Dan tentu saja mereka juga berharap konsep-konsep dari seorang Anies ya. Artinya para pemilih Anies diharapkan juga akan mendukung partai-partai yang juga mendukung dirinya. Ada harapan juga gitu.  

Saya kira semua partai itu sudah belajar dari apa yang terjadi di tahun 2019, dimana kebanyakan mereka kan fokus ke Pilpresnya, tapi malah pilegnya terbengkalai.

Saya kira sekarang sudah ada strategi-strategi juga yang akan dilakukan partai agar bagaimana tetap fokus di Pilpres tapi bagaimana juga pileg tak berantakan karena sudah mulai berhitung juga di situ.

Pesan seorang pengamat politik untuk Anies Baswedan?

Stay cool aja ya. Jalan terus.(Akh)


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda