Daya Laju Sektor UMKM Mulai Menurun Sejak PPKM, Apa Benar?
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Usaha yang dibangun Rizki Azkia, Pengusaha Minuman di Lhokseumawe. [Foto: ftr]
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Pandemi masih menghantui sektor UMKM. Sejak adanya kebijakan pemerintah terkait PPKM Level-4. Tentu membuat cemas masyarakat dan pengusaha.
Beberapa waktu presiden RI, Joko Widodo juga sudah memperpanjang PPKM di Indonesia. dan tentu membuat sontak Indonesia bergemuruh dimana-mana terkait perpanjangan PPKM ini. Sektor UMKM dan masyarakat pun mulai dihantui akan penurunan daya laju ekonominya.
Adapun hal ini juga disikapi salah satu Pengusaha, Rizki Azkia yang ada di Lhokseumawe terkait sejak diberlakukan PPKM selama pandemi kepada Dialeksis.com.
Berikut sedikit dialog yang dilakukan secara langsung Dialeksis.com, Sabtu (07/08/2021) melalui via virtual Whatsapp dengan Rizki Azkia di Lhokseumawe.
Seperti apa dunia usaha yang selama ini digeluti dan apa suka dukanya?
Usaha yang digeluti itu bisnis minuman, dan tentu selama membuka usaha banyak sekali suka dukanya. Suka nya banyak menemukan pengalaman baru, dalam hal spiritual. Seperti menyerahkan apapun yang terjadi baik laku banyak atau sedikit harus bersyukur, dan dukanya ada beberapa pelanggan yang attitude nya buruk dan sekarang juga pandemi ditambah PPKM.
Kenapa muncul ide untuk mulai masuk dunia usaha?
Karena saya secara pribadi tidak suka diperintah, dan juga ketika ingin melamar pekerjaan sangat jarang ada dibuka lowongan untuk jurusan ilmu pemerintahan. Jadi itu menjadi alasan saya juga terjun ke dunia usaha, ditambah lagi banyak orang hebat di Indonesia berasal dari dunia usaha, mungkin itu juga salah satu inspirasi saya terjun ke dunia usaha.
Tentu saat ini usaha yang sedang dibangun tidaklah mudah, berhubung juga sedang pandemi, apa yang menjadi tantangan besarnya?
Tantangannya itu di jam malam, orang akan malas untuk nongkrong karena takut di swab ataupun di razia, dan itu sangat berpengaruh terhadap penjualan. Sebenarnya menyikapi hal ini pemberlakuan PPKM sudah ada aturannya. Namun, terkadang masyarakat salah mengartikan, selama taat Protokol Kesehatan (Protkes) dan melaksanakan aturan sesuai kebijakan pemerintah, Insyaallah aman-aman saja.
Apakah pandemi menjadi suata hambatan untuk terus mengibarkan usahanya kearah yang lebih besar? apa rencananya?
Tentu pandemi bukanlah hambatan dalam menjalankan usaha yang telah dibangun. Kami (tim) sudah memikirkan apapun kendala didepan, agar usaha tetap terus dikembangkan, karena inilah usaha tidak ada yang tahu kedepannya seperti apa.
Apakah Rizki juga merasakan hal yang sama seperti UMKM yang kini merasakan dampak dari pandemi, apa antisipasi yang dilakukan?
Semua orang tentu merasakan dampak pandemi, tidak hanya sektor UMKM namun semua sektor merasakan hal yang sama. Dalam hal ini kami juga sudah punya jurus ampuh agar mengantisipasi agar usaha terus berjalan, yaitu memberikan promo-promo menarik, dengan harapannya agar costumer lebih banyak take away daripada nongkrong ditempat, karena PPKM jugakan, dan orang takut nongkrong dan juga tentu pasti tidak nyaman karena ada razia juga.
Apakah segala kebutuhan bahan baku usaha usaha Rizki dapat terpenuhi, secara fluktuasi pasar yang bisa dikatakan belum bisa stabil?
Beberapa bahan pokok harganya naik, seperti skm dan minyak. Ada juga beberapa bahan yang langka, sulit didapat selama pandemi. ketersediaan stok lainnya juga kadang ada, kadang tidak. Kalau bisa dikatakan terpenuhi semua, kadang terpenuhi dan kadang tidak, biasa kalau tidak terpenuhi, antisipasinya kita sediakan 2-3 hari sebelum stok persediaan kita habis, kalau dipasar tidak ada biasa kita pesan secara online.
Namun, tentu kita harus selalu melakukan perhitungan apakah cukup bahan bakunya selama, misalnya 1 minggu kedepan, kalau tidak cukup kita langsung restok segera agar jangan samapai out of stok.
Apa saran Rizki kepada pemerintah dalam menyikapi hal ini selama pandemi?
Saran saya, untuk membuat sebuah kebijakan, pemerintah harus mendengarkan aspirasi masyarakat, harus dibuat musyawarah, agar kebijakan yang dikeluarkan tidak sia-sia, dan tidak ada bentrok antar petugas dengan masyarakat.
Dalam efisiensi anggaran juga cukup penting, agar dana bisa di alokasikan ke yang seharusnya membutuhkan selama pandemi. [ftr]