Kondisi Pengangguran Terbuka di Aceh, Ini Respon JSI
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
Direktur Eksekutif Jaringan Survei Inisiatif (JSI), Ratnalia Indriasari
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fenomena pengangguran terbuka erat dengan dunia professional, umumnya mereka telah menyelesaikan pendidikan bangku kuliah. Namun, terkadang jalan hidup berkata lain, banyak orang berpendidikan tinggi yang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan dan menjadi pengangguran.
Nah, untuk itu perlu diketahui kondisi sesungguhnya pengangguran terbuka di Provinsi Aceh, dari data tersaji Badan Pusat Statistik (BPS) melalui laman aceh.bps.go.id mencatat, telah terjadi penurunan angka pengangguran terbuka dari tahun ke tahun.
Data tahun 2020 menunjukan angka pengangguran sebesar 6,59%, tahun 2021 tercatat 6,30%, dan tahun 2022 sebesar 6,17%.
Dari trend penurunan pengangguran terbuka di Aceh, menurut Direktur Eksekutif Jaringan Survei Inisiatif Ratnalia Indriasari menyatakan, salah satu indikasi terdapat peningkatan penyerapan tenaga kerja tingkat pendidikan lulusan universitas. Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka, termasuk di Aceh.
“Penyebab tingkat pengangguran di Aceh terjadi salah satu sebabnya karena terjadi ketidakcocokan antara tenaga kerja (supply) dan permintaan (demand) dari perusahaan,” jelasnya.
Karena itu, menurut Indri perlu dikaji dan dipetakan kebutuhan perusahaan agar bisa menempatkan tenaga kerja dari Aceh seusai dengan tuntutan perusahaan.
Ketika ditanyakan solusi mengatasi pengangguran terbuka, Indri menjelaskan menambahkan jumlah lowongan pekerjaan, meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan, dan mendorong adanya pelatihan prakerja.
“Solusi itu dapat berjalan jika komitmen dan keseriusan semua pihak peduli mengatasi pengangguran terbuka di Aceh,” tegasnya.