kip lhok
Beranda / Data / 25 Peristiwa Bersejarah Indonesia: Dari Penjajahan hingga Reformasi

25 Peristiwa Bersejarah Indonesia: Dari Penjajahan hingga Reformasi

Senin, 19 Februari 2024 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi peristiwa sejarah Indonesia. Foto: net


DIALEKSIS.COM | Data - Bangsa Indonesia telah melalui serangkaian peristiwa sejarah yang panjang, mulai dari era Nusantara, masa penjajahan, perjuangan melawan penjajah, masa kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan dari Belanda maupun pemberontak, hingga berbagai dinamika perpolitikan dalam negeri.

Dalam artikel ini, kita rangkum 25 peristiwa sejarah Indonesia yang paling penting. Terutama buat anak sekolah, kalian wajib mengetahui peristiwa-peristiwa sejarah ini.

Peristiwa Sejarah Indonesia yang Wajib Diketahui

Berikut ini 25 peristiwa sejarah Indonesia yang penting untuk diketahui, mulai dari kedatangan bangsa Eropa hingga di masa reformasi sekarang.

1. Kedatangan Bangsa Eropa

Dilansir dari buku Sejarah Indonesia Modern (2007) oleh MC Ricklefs, bangsa Eropa yang datang pertama kali di Indonesia adalah Portugis di Malaka tahun 1509. Meski berhasil diusir, Portugis yang dipimpin Alfonso de Albuquerque kembali datang pada 1511 dan menguasai wilayah tersebut.

Belanda baru datang ke Banten pada 1596 dalam ekspedisi Cornelis de Houtman. Mereka membawa banyak rempah-rempah ke Belanda. Pada 1602, terbentuklah Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yang kemudian mengambil alih kekuasaan Portugis.

VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799 dan diambil alih pemerintah Belanda. Di sela pendudukan Belanda, terdapat masa Prancis (1800-1811) dan Inggris (1811-1816), baru kemudian diserahkan kembali kepada Belanda.

2. Lahirnya Budi Utomo (1908)

Masih dalam masa penjajahan Belanda, lahirlah organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Budi Utomo didirikan beberapa mahasiswa STOVIA (Sekolah Kedokteran di Jawa). Tokohnya seperti Soetomo dan Wahidin Soedirohoesodo. Lahirnya organisasi ini menjadi tonggak perjuangan kemerdekaan Indonesia.

3. Sumpah Pemuda (1928)

Setelah Budi Utomo, muncul berbagai organisasi, yaitu Tri Koro Dharmo dan organisasi kesukuan, seperti Jong Java, Jong Celebes, hingga Jong Batak. Gagasan untuk menyatukan wilayah Nusantara semakin kuat dan digelarlah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Nama Indonesia semakin dikenal setelah setelah pertemuan ini. Saat itu diperkenalkan pula lagu Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman. Para pemuda pun mengikrarkan Sumpah Pemuda sebagai bentuk tekad memerdekakan Indonesia.

4. Indonesia Dikuasai Jepang (1942)

Tahun 1942, Jepang menduduki sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Batavia. Akhirnya Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dengan ditandainya penandatanganan Perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942. Di masa Jepang inilah terjadi perubahan luar biasa dalam perjuangan kemerdekaan.

5. Soekarno Memperkenalkan Pancasila (1 Juni 1945)

Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sidang pertama BPUPKI pertama dibuka 29 Mei 1945. Pada 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan dasar negara Indonesia dengan nama Pancasila.

6. Peristiwa Rengasdengklok (16 Agustus 1945)

Meski Jepang sudah berjanji akan memberi kemerdekaan, kalangan pemuda tidak setuju dengan hal itu. Golongan pemuda ingin Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan sendiri.

Dilansir dari situs setneg.go.id, pada dini hari 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta terpaksa diculik para pemuda ke Rengasdengklok. Tindakan itu diambil agar Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan.

7. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945)

Sempat terjadi perdebatan panas di Rengasdengklok. Namun akhirnya Bung Karno setuju memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Mereka kembali ke Jakarta dan berkumpul di rumah Laksamana Maeda yang menjamin keamanan mereka. Di sana mereka menyusun naskah proklamasi dan membuat bendera merah putih.

Kemerdekaan pun diproklamasikan oleh Soekarno di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 WIB.

8. Pertempuran Medan Area (Oktober 1945)

Kemerdekaan Indonesia tidak serta merta membebaskan negara dari berbagai upaya negara lain merebut wilayah.

Salah satunya adalah kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda pada 9 Oktober 1945 ingin merebut wilayah Indonesia.

Para pemuda Medan segera membentuk TKR untuk melawan. Pada 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang dikenal dengan nama Medan Area.

9. Pertempuran Ambarawa (Oktober 1945)

Pasukan Sekutu yang dipimpin Brigjen Bethel mendarat di Semarang pada 20 Oktober 1945. Saat Sekutu menuju Magelang, masyarakat menyerang mereka hingga terjadi kerusuhan.

Di bawah kepemimpinan Kolonel Sudirman, pasukan TKR mengejar dan mengepung tentara Sekutu hingga terjadi pertempuran empat hari (12-15 Desember 1945) yang dikenal sebagai 'Palagan Ambarawa'.

Pasukan TKR menang pada 15 Desember 1945. Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI-AD.

10. Pertempuran Surabaya (10 November 1945)

Pada 25 Oktober 1945, Brigjen AWS Mallaby dan tentara Sekutunya tiba di Surabaya. Pertempuran antara rakyat Surabaya melawan Sekutu tak terelakkan. AWS Mallaby tewas dalam pertempuran itu.

Sekutu marah dan meminta rakyat bersenjata menyerahkan diri pada tanggal 9 November 1945 sebelum pukul 18.00. Bahkan mereka mengultimatum akan menyerang Surabaya secara besar-besaran pada tanggal 10 November 1945.

Tak gentar, Bung Tomo justru membakar semangat para rakyat Surabaya untuk melawan. Terjadilah pertempuran besar pada 10 November 1945 yang dimenangkan oleh rakyat Indonesia. Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan.

11. Peristiwa Merah Putih di Manado (14 Februari 1946)

Di Sulawesi, yakni di Manado, juga terjadi upaya dari Belanda untuk merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Rakyat Sulawesi melawan dengan menyerbu markas militer Belanda di Teling, Manado pada 14 Februari 1946.

Rakyat merobek bendera Belanda yang berwarna merah-putih-biru menjadi bendera merah putih. Oleh karenanya penyerbuan ini disebut Peristiwa Merah Putih.

12. Pertempuran Bandung Lautan Api (23 Maret 1946)

Salah satu pertempuran paling terkenal adalah Bandung Lautan Api yang dimulai ketika pasukan Sekutu diboncengi NICA tiba di Bandung pada 13 Oktober 1945. Mereka mengeluarkan ultimatum kepada para pejuang agar meninggalkan wilayah Bandung Utara, namun para pejuang menolak.

Tentara Republik Indonesia (TRI) turun tangan dan bersedia mengosongkan Bandung. Namun sebelum meninggalkan Bandung, pada tanggal 23-24 Maret 1946, para pejuang menyerbu pos-pos Sekutu dan membumihanguskan kota Bandung menjadi seperti lautan api.

13. Perjanjian Linggarjati (15 November 1946)

Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto dan terus berusaha menduduki berbagai wilayah Indonesia. Untuk mengakhiri ini, dilakukanlah Perjanjian Linggarjati di Kuningan, Jawa Barat pada 10-15 November 1946 dan disahkan pada 25 Maret 1947.

Indonesia saat itu diwakili Sutan Sjahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn. Hasilnya antara lain Belanda mengakui RI secara de facto yang terdiri atas Jawa, Madura, dan Sumatra. Indonesia merupakan bagian dari negara federal Republik Indonesia Serikat.

14. Perjanjian Renville (18 Januari 1948)

Rupanya Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati dan kembali melancarkan serangan yang disebut Agresi Militer Belanda (AMB) I pada 21 Juli 1947 ke kota-kota besar di wilayah Jawa dan Sumatra.

PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) dengan anggota Richard C. Kirby dari Australia sebagai perwakilan Indonesia, Paul Van Zeeland dari Belgia sebagai perwakilan Belanda, dan Prof. Dr. Frank Graham dari Amerika Serikat sebagai penengah.

Kemudian dilakukan perundingan yang disebut Perjanjian Renville karena terjadi di atas kapal milik Amerika Serikat, USS Renville yang sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok pada 17 Januari 1948.

Hasil perjanjian ini menyatakan Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya RIS, dan RI kedudukannya sejajar dengan Belanda, RI akan menjadi bagian dari RIS dan akan diadakan pemilu untuk membentuk Konstituante RIS. Tentara Indonesia di daerah Belanda juga harus dipindahkan.

Namun Perjanjian Renville kemudian dikhianati oleh Belanda dengan melancarkan AMB II pada 19 Desember 1948.

15. Pemberontakan DI/TII (1948-1949)

Selain harus menangani AMB II, Indonesia juga harus menghadapi pemberontakan dari dalam, yaitu terjadinya Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Ini adalah konflik politik pertama pasca-kemerdekaan.


Gerakan DI/TII bertujuan agar Indonesia menjadi negara Islam. Gerakan yang dimulai oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo ini berawal dari Jawa Barat dan menyebar ke Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.


16. Serangan Umum 1 Maret 1949

Salah satu peristiwa sejarah Indonesia pada masa AMB II adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Pada 1 Maret 1949, gabungan tentara dan laskar Indonesia melakukan serangan umum di seluruh penjuru kota Yogyakarta di bawah komando Letkol Soeharto.

Serangan ini berhasil membuat Belanda lumpuh dan pasukan Indonesia berhasil menduduki Yogyakarta selama sekitar 6 jam.

Namun, Bala bantuan Belanda kemudian datang ke Yogyakarta. Pasukan Indonesia terpaksa mundur untuk menghindari bertambahnya korban jiwa serta untuk menyusun kembali strategi serangan.

17. Perundingan Roem Royen (7 Mei 1949)

AMB II yang dilakukan Belanda ini dikecam dunia internasional. Belanda bersedia kembali mengadakan perundingan. Perundingan inilah yang disebut Perjanjian Roem-Royen.

Hasil dari perundingan ini antara lain agar perang gerilya dihentikan dan Indonesia-Belanda bekerja sama dalam memelihara ketertiban dan keamanan. Pemerintahan RI dikembalikan ke Yogyakarta dan akan digelar Konferensi Meja Bundar dalam waktu dekat.

18. Konferensi Meja Bundar (2 November 1949)

Menindaklanjuti Perundingan Roem-Royen, maka digelar Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Konferensi ini membahas penyerahan kedaulatan Indonesia hingga penarikan tentara Belanda.

19. Belanda Mengakui Kedaulatan RI

Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Pengakuan kedaulatan Indonesia dilakukan di Amsterdam dan Indonesia.

Di Indonesia, pihak Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Belanda diwakilkan oleh Wakil Tinggi Mahkota Belanda AHJ Lovink. Sementara di Belanda, pihak Indonesia diwakili Mohammad Hatta dan Belanda diwakili Ratu Juliana.

20. Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Kegagalan konstituante membentuk UUD baru pengganti UUDS 1950 membuat perpecahan dalam konstitusi. Presiden Soekarno mengumumkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang berisi:

Bubarkan konstituante

Kembali ke UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD S 1950

Pembentukan MPRS dan DPAS

21. Peristiwa G30S/PKI (1965)

Dalam Peristiwa G30S/PKI, terjadi penculikan dan pembunuhan para jenderal TNI AD. Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pasukan Cakrabirawa dianggap bertanggung jawab. Hal ini dilakukan atas isu pembentukan Dewan Jenderal untuk menggulingkan Soekarno.

Mayjen Soeharto sebagai Panglima Kostrad memimpin gerakan penumpasan para pelaku. PKI dan Cakrabirawa pun dibubarkan. Tak hanya itu, ribun orang yang dianggap simpatisan PKI di berbagai daerah dibunuh.

22. Supersemar (1966)

Setelah peristiwa G30S/PKI, kondisi politik bergejolak dan berdampak ke semua bidang. Hal ini membuat Presiden Soekarno lengser. Salah satu kontroversi adalah adanya Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar yang dikeluarkan Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966.

Isinya antara lain memberi mandat kepada Jenderal Soeharto untuk memulihkan keamanan dan politik. Supersemar inilah yang mengantarkan Soeharto menjadi Presiden RI.

23. Peristiwa Malari (1974)

Peristiwa Malari atau Malapetaka Lima Belas Januari terjadi pada 15 Januari 1974. Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta berdemonstrasi karena kebijakan Soeharto dianggap terlalu berpihak pada investasi asing.

Peristiwa Malari 1974 ini menewaskan 11 orang dan 128 orang mengalami luka berat dan ringan. Selain itu, 685 mobil hangus dan 120 toko rusak, bahkan hancur.

24. Kerusuhan Mei '98 (1998)

Meski perkembangan ekonomi di masa Soeharto cukup pesat, terjadi banyak praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di pemerintahan. Krisis ekonomi pun datang dan memperburuk situasi politik.

Demonstrasi terjadi di mana-mana hingga terjadi kerusuhan yang memakan banyak korban jiwa, serta terjadi penculikan terhadap aktivis. Soeharto akhirnya mundur dari jabatan presiden setelah 32 tahun menjabat, lalu digantikan oleh wakilnya, BJ Habibie.

25. Peristiwa Sejarah Masa Reformasi

Berakhirnya Orde Baru memunculkan era Reformasi. Masyarakat kemudian menginginkan agar dilakukan Pemilu yang adil. Maka digelarlah Pemilu pertama di era reformasi pada 1999.

Pemilu ini mengantarkan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi presiden ke-4. Belum habis masa jabatannya, Gus Dur didesak mundur dan bersedia mengundurkan diri. Megawati Soekarnoputri yang menjabat wakil presiden diangkat menjadi Presiden RI.

Selanjutnya dilakukan Pemilu 2004 dan 2009 yang memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pemilu selanjutnya, tahun 2014 dan 2019 dimenangkan oleh Joko Widodo.

Demikian tadi 25 peristiwa sejarah Indonesia yang wajib diketahui, mulai dari kedatangan bangsa Eropa di Indonesia hingga sekarang. [Detik.com]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda