Kudeta Meja Ngopi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Mirza Ferdian
DIALEKSIS.COM | Cowar - Di Aceh, politik ada kaitannya dengan meja ngopi. Umum terjadi, tim yang kalah akan menghilang (sementara) dari meja tempat mereka biasa ngopi.
Fenomena itu kita sebut saja “kudeta meja ngopi.”
Sudah menjadi pemandangan umum di Aceh warung-warung kopi menjadi tempat paling asyik untuk membahasa isu-isu politik.
Disebuah warung, bahkan ada meja ngopi yang dikuasai oleh satu kelompok yang sewarna pikiran dan pilihan politiknya. Tentu ada juga yang berbeda.
Di meja ngopi yang berbeda-beda pikiran dan pilihan politiknya kerap kali terjadi debat panas, bahkan hingga tingkat nge-kik. Tapi, asyiknya pada akhirnya semua bisa tertawa.
Saking kuatnya pengaruh politik di meja ngopi, ada pejabat minimal
ASN yang kerap duduk semeja dengan para aktivis politik di meja ngopi.
Bahkan, pejabat atau kepala daerah terpilih ikut ngopi, minimal untuk menegaskan diri sebagai pejabat yang merakyat dan terbuka.
Di Pilkada 2024 yang baru saja usai bahkan ada meja ngopi yang diasosiasikan pendukung calon tertentu.
Untuk kasus Pilgub Aceh misalnya. Warung Solong Ayah diasosiasikan sebagai zona pendukung Bustami Hamzah. Sedangkan warung Cut Nun diasosiakan zona pendukung Mualem.
Itu karena Bustami Hamzah pernah ngopi bareng di Meja 87 Solong Ayah Ule Kareng saat Pj Gubenrur Aceh, Maret 2024. Sedangkan Mualem pernah ngopi di Cut Nun usai shalat subuh di mesjid Ulee Kareng.
Paska Pilgub, di Solong Ulee Kareng khususnya di Meja 87 sudah jarang terlihat pendukung Bustami sementara di meja ngopi Cut Nun masih tetap ramai para penikmat ngopi yang mendukung Mualem.
Di Meja 87 Solong malah sudah lebih sering diduduki oleh para penikmat kopi yang mendukung Mualem. Di saat-saat tertentu tentu masih tetap ada penikmat kopi yang mendukung Bustami namun diskusinya tidak sehangat sebelum-sebelumya.
Namun begitu, bisa dipastikan beberapa bulan ke depan, suasana akan kembali seperti biasanya. Meja ngopi di warung-warung akan kembali menjadi tempat diskusi politik bebas, termasuk sebagai tempat curhat politik hingga tempat diramunya protes-protes politik. []