YDUA Edukasi Peran Ayah dalam Kesehatan Ibu dan Anak di Aceh Besar
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Focus Group Discussion tentang kesehatan anak dan ibu melalui kelas ayah di Lambaro, Aceh Besar, Kamis, 8 Agustus 2024. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Yayasan Darah untuk Aceh (YDUA) bersama UNICEF dan Pemerintah Aceh Besar melakukan focus group discussion tentang kesehatan anak dan ibu melalui kelas ayah di Lambaro, Aceh Besar, Kamis, 8 Agustus 2024.
Hal ini bertujuan untuk mengajak ayah untuk terlibat dalam proses imunisasi serta menjelaskan peran vital ayah dalam kesehatan keluarga.
FGD ini dipandu oleh Manager Program Yayasan Darah Untuk Aceh (YDUA), Agus Agandi. Ia mengatakan bahwa salah satu strategi inovatif yang diterapkan adalah pembentukan Kelas Ayah yaitu sebuah forum diskusi dan edukasi yang didedikasikan untuk para ayah yang memiliki anak balita dan baduta di Kabupaten Aceh Besar.
Kelas ini dirancang untuk memberikan pengetahuan yang mendalam tentang pentingnya imunisasi, manfaatnya, serta risiko penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Lebih jauh lagi, kelas ini juga bertujuan untuk memberdayakan para ayah agar mereka tidak hanya mendukung secara moral tetapi juga berpartisipasi aktif dalam proses imunisasi anak-anak mereka.
"Untuk meningkatkan cakupan imunisasi, diperlukan pendekatan baru yang lebih inklusif dan mengajak semua anggota keluarga, termasuk para ayah, untuk berperan aktif dalam memastikan kesehatan anak-anak mereka," kata Agus Agandi kepada Dialeksis.com, Kamis 8 Agustus 2024.
Agus mengatakan bahwa kehadiran ayah di posyandu atau saat kunjungan ke dokter dapat menjadi dorongan emosional bagi anak, sekaligus memperkuat ikatan keluarga.
Dalam hal ini, kata Agus, dukungan ayah tidak hanya terbatas pada aspek finansial, tetapi juga mencakup aspek kesehatan dan kesejahteraan anak secara keseluruhan.
Ia mengatakan bahwa imunisasi adalah langkah krusial dalam melindungi kesehatan anak-anak dari berbagai penyakit serius yang dapat dicegah.
Penyakit seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, pertussis, difteri, pneumonia, meningitis, tuberkulosis, measles rubella, diare, dan japanese encephalitis adalah contoh-contoh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang tepat waktu.
Namun, meskipun pentingnya imunisasi telah dikenal luas, capaian program imunisasi di Kabupaten Aceh Besar masih jauh dari target yang diharapkan.
Menurut data yang diambil dari Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) hingga akhir November 2023, hanya 13,6% bayi berusia 0-12 bulan yang telah menerima Imunisasi Dasar Lengkap, sementara untuk bayi berusia 12-24 bulan yang telah menerima Imunisasi Baduta Lengkap (IBL), angka tersebut hanya mencapai 4,4%.
Di kalangan anak usia Sekolah Dasar (SD), capaian imunisasi lengkap yang meliputi 1 dosis imunisasi DT, 1 dosis imunisasi campak rubella, dan 2 dosis imunisasi Td bahkan lebih rendah, yakni hanya 0,56%. Angka-angka ini menunjukkan kesenjangan yang signifikan dari target tahun 2023 yang telah ditetapkan sebesar 80%.
Melihat kondisi ini, kata Agus, Yayasan Darah untuk Aceh (YDUA) bergerak cepat. Mereka memahami bahwa untuk meningkatkan cakupan imunisasi, diperlukan pendekatan baru yang lebih inklusif dan mengajak semua anggota keluarga, termasuk para ayah, untuk berperan aktif dalam memastikan kesehatan anak-anak mereka.
"Dengan langkah-langkah ini, diharapkan para ayah akan merasa lebih bertanggung jawab dan termotivasi untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan perlindungan yang diperlukan untuk kesehatan jangka panjang," pungkasnya.