Sudah 490.000 Tenaga Kesehatan yang Divaksin Covid-19
Font: Ukuran: - +
[Dok. Shutterstock]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebanyak 490.000 orang tenaga kesehatan sudah menjalani vaksinasi Covid-19.
"Nah Alhamdulillah sampai kemarin, kita sudah berhasil melakukan vaksinasi kepada sekitar 490.000 orang nakes," kata Budi dalam webinar bertajuk ' Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit', Sabtu (30/1/2021).
Budi berharap pada akhir bulan Januari ini, sebanyak 500.000 orang tenaga kesehatan disuntikkan vaksin Covid-19. Sehingga, target 1,5 juta vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dapat diselesaikan pada akhir Februari 2021.
Budi mengatakan, setelah kelompok tenaga kesehatan, pemerintah akan melanjutkan vaksinasi terhadap tenaga layanan publik, seperti TNI dan Polri.
"Sesudah nakes 1,5 juta pada akhir Februari, kita akan masuk ke tenaga layanan publik termasuk TNI dan polri masuk di kategori ini, jadi diharapkan mulai awal Maret kita sudah bisa melakukan suntikan untuk layanan publik," ujarnya.
Kemudian, vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia ditargetkan dapat dilaksanakan pada akhir April 2021.
Ia mengatakan, program vaksinasi tersebut harus cepat dilakukan untuk melihat lama kekebalan imun yang ditimbulkan vaksin.
"Kenapa perlu cepat? Karena sampai sekarang kita belum tahu vaksin ini kekebalannya bertahan berapa lama, apakah ini seperti vaksin meningitis kalau kita naik haji dan umrah yang bisa bertahan dua tahun atau seperti vaksin Hepatitis lebih lama kekebalannya," ucapnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, pemerintah fokus mensukseskan program vaksinasi sesuai target 70 persen masyarakat Indonesia dengan usia di atas 18 tahun.
Ia mengingatkan, vaksin Covid-19 bukan untuk melindunginya diri sendiri, tetapi untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.
"70 persen dari rakyat Indonesia.di atas usia 18 tahun diharapkan memiliki kekebalan karena disuntik vaksin sehingga virus tidak menular ke orang-orang lain, dengan demikian laju penularan virus dapat dikurangi," pungkasnya. (Kompas.com)