Beranda / Berita / Ini Penjelasan LIPI Terkait Potensi Tsunami dan Gempa Dahsyat Terulang

Ini Penjelasan LIPI Terkait Potensi Tsunami dan Gempa Dahsyat Terulang

Jum`at, 29 Januari 2021 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ilustrasi


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto mengatakan jika potensi bencana baik gempa maupun tsunami akan terus berulang. Sehingga masyarakat potensi bencana ini harus dipahami oleh masyarakat.

“Ini yang mestinya dipahami oleh masyarakat,” ungkap Eko dalam diskusi Sapa Media: Masyarakat Siaga Bencana 2021 secara virtual, Jumat (29/1/2021).

Eko pun mengungkapkan salah satu bencana berulang yang terjadi yakni tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu.

“Kita tahu yang menjadi bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 itu bukan yang pertama, sebelumnya juga pernah terjadi pada beberapa ribu tahun yang lalu,” katanya.

“Hanya yang membedakan adalah yang pada tahun 2004 benar-benar menjadi bencana dan korbannya juga begitu banyak yang meninggal sebanyak 150 ribu orang. Dan kerugiannya hanya dihitung Rp50 triliun. Kenapa saya sebutkan hanya? Karena ada pembandingnya di Jepang dimana korbannya 23 ribu orang dengan kerugiannya Rp2.500 triliun,” kata Eko.

Dengan bukti-bukti itu, Eko mengatakan jika masyarakat harus belajar dari potensi bencana berulang yang mungkin akan terjadi. “Nah, dari sini kita bisa belajar bahwa bencana itu benar-benar berkaitan dengan manusia. Khususnya dengan perilaku manusia,” katanya.

“Jadi kalau kita lihat ada tiga kali dimana yang paling tua adalah tsunami yang serupa pada tahun 2004 namun yang terjadi pada 2.400 ribu tahun yang lalu, dan korbannya memang tidak ada sama sekali bahkan kalau ada memang sangat sedikit. Karena memang inilah memang nafas bumi,” ungkap Eko.

Jadi, kata Eko, ada ataupun tidak ada manusia maka gempa akan tetap terjadi, tsunami akan tetap terjadi, gunung meletus juga tetap akan meletus, longsor akan tetap terjadi, banjir juga akan tetap terjadi.

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto mengatakan jika potensi bencana baik gempa maupun tsunami akan terus berulang. Sehingga masyarakat potensi bencana ini harus dipahami oleh masyarakat.

“Ini yang mestinya dipahami oleh masyarakat,” ungkap Eko dalam diskusi Sapa Media: Masyarakat Siaga Bencana 2021 secara virtual, Jumat (29/1/2021).

Eko pun mengungkapkan salah satu bencana berulang yang terjadi yakni tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu.

“Kita tahu yang menjadi bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 itu bukan yang pertama, sebelumnya juga pernah terjadi pada beberapa ribu tahun yang lalu,” katanya.

“Hanya yang membedakan adalah yang pada tahun 2004 benar-benar menjadi bencana dan korbannya juga begitu banyak yang meninggal sebanyak 150 ribu orang. Dan kerugiannya hanya dihitung Rp50 triliun. Kenapa saya sebutkan hanya? Karena ada pembandingnya di Jepang dimana korbannya 23 ribu orang dengan kerugiannya Rp2.500 triliun,” kata Eko.

Dengan bukti-bukti itu, Eko mengatakan jika masyarakat harus belajar dari potensi bencana berulang yang mungkin akan terjadi. “Nah, dari sini kita bisa belajar bahwa bencana itu benar-benar berkaitan dengan manusia. Khususnya dengan perilaku manusia,” katanya.

“Jadi kalau kita lihat ada tiga kali dimana yang paling tua adalah tsunami yang serupa pada tahun 2004 namun yang terjadi pada 2.400 ribu tahun yang lalu, dan korbannya memang tidak ada sama sekali bahkan kalau ada memang sangat sedikit. Karena memang inilah memang nafas bumi,” ungkap Eko.

Jadi, kata Eko, ada ataupun tidak ada manusia maka gempa akan tetap terjadi, tsunami akan tetap terjadi, gunung meletus juga tetap akan meletus, longsor akan tetap terjadi, banjir juga akan tetap terjadi [Okezone].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda