Beranda / Berita / Rusuh Mako Brimob: Lima polisi dan satu napi teroris tewas, seorang polisi masih disandera

Rusuh Mako Brimob: Lima polisi dan satu napi teroris tewas, seorang polisi masih disandera

Rabu, 09 Mei 2018 17:35 WIB

Font: Ukuran: - +


Petugas Brimob melintas di depan Mako Brimob Kelapa Dua pascabentrok antara petugas dengan tahanan di Depok, Jawa Barat, 9 Mei 2018. Kepolisian meningkatkan pengamanan dengan menutup akses jalan di depan Markas Korps Brimob sehingga tidak dapat dilalui kendraan dan mengalihkannya ke jalur alternatif. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

DIALEKSIS.COM | Jakarta-  Polisi membenarkan bahwa insiden kerusuhan di Mako Brimob  Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat . Insiden tersebut dilaporkan telah memakan korban sebanyak 5 orang tewas serta seorang petugas disandera.

"Jadi kami sampaikan bahwa lima petugas kami gugur, dan seorang masih disandera. Kami masih melakukan berbagai upaya penyelesaian, dan situasinya sudah lebih kondusif," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Iqbal, kepada wartawan di sekitar Mako Brimob.

"Dari pihak teroris, seorang teroris terpaksa kami tembak mati saat melawan dan berusaha merebut senjata dari petugas," tambahnya.

Tentang kabar bahwa ada kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) yang menyebut bahwa para pelaku kerusuhan itu adalah 'tentara' mereka, Iqbal mengatakan, "Itu tidak benar.

Disebutkan oleh Iqbal, pada Selasa (8/5) malam itu, "terjadi keributan, sehingga beberapa petugas kami disandera. (Awalnya) ada enam disandera sejak kemarin."

"Senjata (para petugas itu) direbut oleh para narapidana teroris," tambahnya.

Iqbal tak menyebut berapa banyak napi teroris yang terlibat dan bagaimana situasinya sehingga enam polisi terlatih bisa disandera.

Situasi berkembang panas, dan lima polisi yang disandera itu kemudian tewas, semantara seorang napi teroris tewas terbunuh.

Sekarang, kata Iqbal, "seorang petugas polisi masih disandera."

Sejak semalam, kata Iqbal, polisi melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan situasi.

"Alhamdulillah situasi sangat terkendali karena kami mengutamakan upaya persuasif yaitu negosiasi kepada beberapa tahanan yang ingin dan mau diajak untuk komunikasi," katanya lagi.

Sebelumnya ia mengatakan, "Memang di media-media maupun media sosial (ceritanya) berkembang. Nah saya, kan, ada di TKP sejak tadi malam. Saya lihat tahap demi tahap bahwa apa yang diklaim oleh si A, B, dan lain-lain itu sama sekali tidak benar," katanya seperti dikutip Kompas.

Penjelasan Iqbal ini mengkahiri teka-teki sejak Selasa tengah malam, saat kejadian itu meletus. Berbagai desas-desus beredar, namun polisi tutup mulut, dan wartawan bahwakan dihalau agar menjauh dari sekitar Mako Brimob.

Rabu pagi, kepada wartawan Iqbal hanya membenarkan bahwa memang terjadi insiden di sana, pada Selasa (8/5) malam, gara-gara urusan remeh temeh.

"Pemicunya adalah hal yang sepele, pemicunya adalah masalah makanan," kata Iqbal kepada para wartawan yang menunggu perkembangan sekitar gerbang Mako Brimob, Rabu (9/5).

"Sesuai SOP (Standar Prosedur Operasional), makanan (dari luar untuk tahanan) diverifikasi oleh (petugas) kami. Untuk memeriksa apakah ada barang-barang lain (yang diselundupkan dalam makanan). Lalu terjadi keributan, cekcok," kata Iqbal pula.

Namun saat itu ia masih juga tidak bersedia membrikan rincian lebih jauh, memunculkan banyak tanda tanya. Terlebih karena ada apa yang disebut pernyataan dari ISIS bahwa yang melakukan kerusuhan itu adalah anggota mereka. Pernyataan ini belum bisa diverifikasi.

Di berbagai kalangan beredar pula laporan, yang seakan datang dari kalangan polisi, mengenai jumlah senjata yang direbut tahanan, jumlah korban tewas dan luka.


Mako Brimob Kelapa Dua selama ini menjadi tempat tahanan bagi para tersangka hingga narapidana teroris karena memiliki sistem keamanan berlapis.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, juga ditahan di sini setelah dinyatakan bersalah dalam dakwaan penistaan agama Islam, tahun lalu.

Brigjen M Iqbal mengatakan, "Saat ini kami sedang melakukan tindakan-tindakan kepolisian, baik soft approach (pendekatan lunak) maupun tindakan-tindakan lain. Saat ini sedang berproses."

Dia juga mengimbau masyarakat agar tidak terhasut dengan semua informasi yang ada di media sosial yang sudah beredar, "Foto dan informasi-informasi jangan dipercaya sebelum memvonis itu benar.

"Sebuah pesan di Twitter -yang dilengkapi beberapa foto- menulis 'tahanan Anshar Daulah Islamiyyah berhasil merebut senjata dari pasukan Brimob. Menewaskan beberapa personil Brimob'.Ada juga pesan yang menyebut para napi teroris berhasil merebut senjata dari gudang di sana.Akhirnya polisi membenarkan sebagian desas-desus itu. (CNN Indonesia)

Keyword:


Editor :
HARIS M

riset-JSI
Komentar Anda