Beranda / Berita / Pesimisme Warga Hadapi Perekonomian

Pesimisme Warga Hadapi Perekonomian

Jum`at, 16 Juli 2021 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Survei Bank Indonesia menunjukkan saat ini warga merasa pesimistis dengan kondisi ekonomi. Bukan hanya karena pendapatan yang lebih buruk, tapi juga ketersediaan lapangan kerja kian sempit.

Ini tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen Juni 2021, terbitan Bank Indonesia. Indeks kondisi ekonomi saat ini masih di bawah 100 -- menunjukkan sebagian besar masyarakat merasa kondisi ekonomi saat ini lebih buruk dari enam bulan sebelumnya.

Dalam menghitung Indeks Keyakinan Konsumen, Bank Indonesia mengambil selisih: persentase responden yang yakin dengan kondisi saat survei dikurangi dengan yang tidak yakin, kemudian ditambah 100. Hasilnya, Indeks Kondisi Ekonomi Juni 2021 adalah 90,31. Artinya, sebagian besar masyarakat merasakan kondisi ekonomi yang dihadapi masih berat.

Kalau pun Indeks Keyakinan Konsumen berada di atas 100, itu karena didukung oleh harapan. Responden juga ditanya harapannya untuk periode waktu enam bulan ke depan. Sejak bertahun-tahun lalu, indeks harapan masyarakat selalu berada di atas angka 100.

Kondisi ekonomi yang paling berat dirasakan masyarakat adalah ketersediaan lapangan kerja, yang indeksnya hanya 80,42. Ini sedikit lebih baik dari lima tahun silam, yaitu pada September 2016. Rendahnya nilai indeks menunjukkan sebagian besar masyarakat kini merasakan sulitnya memperoleh pekerjaan sebagai sumber penghasilan.

Indeks penghasilan juga di bawah 100, kali ini hanya 99,46. Ini menunjukkan sebagian besar masyarakat merasa penghasilannya lebih rendah ketimbang enam bulan sebelumnya.

Kondisi pesimistis terhadap lapangan pekerjaan sudah terjadi sejak Januari 2020, sedangkan turunnya tingkat penghasilan dirasakan mulai April 2020. Sebelum April tahun lalu, posisi indeks penghasilan selalu di atas 100.

Ini juga terjadi pada indeks pembelian barang-tahan-lama, yang berada pada rentang pesimistis sejak April 2020 hingga Juni 2021. Masyarakat enggan belanja barang yang tahan lebih dari satu tahun. Mungkin sekali hal ini dipengaruhi kondisi penghasilan yang menyusut atau sulitnya lapangan pekerjaan.

Ketika pesimisme tak membaik, tingkat permintaan terhadap barang dan jasa akan tetap rendah. Akibatnya, tingkat produksi juga melemah, dan pemulihan ekonomi terhambat.[Lokadata]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda