kip lhok
Beranda / Berita / Peneliti Temukan Dua Gejala Baru dari Covid-19

Peneliti Temukan Dua Gejala Baru dari Covid-19

Sabtu, 12 Desember 2020 23:55 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pandemi virus Corona sampai hari ini masih melanda dunia. Sejumlah gejala telah diidentifikasi sebagai gejala umum dari COVID-19. Mengutip dari laman World Health Organization(WHO), gejala umum dari COVID-19, meliputi demam, batuk kering dan kelelahan.

Sedangkan gejala tidak umum dapat berupa nyeri otot, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis atau peradangan pada mata, sakit kepala, kehilangan fungsi indra penciuman dan perasa dan ruam kulit atau perubahan warna pada jari tangan dan kaki.

Seseorang dapat dinyatakan kritis jika telah memiliki gejala berat atau serius. Contohnya sesak napas, nyeri dada dan kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak.

Namun rupanya masih ada gejala lain yang menunjukkan seseorang terkena virus Corona. Dalam temuan terbaru, peneliti menemukan bahwa ada gejala yang tak biasa dialami pasien COVID-19. Berikut ini gejala tak biasa yang ditemukan pada pasien COVID-19.

1. Delirium

Dikutip dari EurekAlert, penelitian yang dilakukan pada bulan November lalu, menemukan delirium menjadi salah satu gejala awal COVID-19, yang kerap dialami oleh kelompok lansia. Kondisi ini merupakan gejala mental yang membuat penderitanya mengalami kebingungan berat dengan kesadaran yang berkurang.

Javier Correa, peneliti dari University of Catalonia, menjelaskan bahwa delirium adalah kebingungan yang dialami seseorang. Tak hanya itu, kondisi ini membuat seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi.

"Kita perlu waspada... Karena seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan mungkin merupakan indikasi adanya infeksi," jelasnya Correa.

Peneliti berspekulasi bahwa virus Corona ikut mempengaruhi sistem saraf pusat dan mengakibatkan perubahan neurokognitif seperti sakit kepala dan delirium. Hal ini dapat disebabkan kurangnya pasokan oksigen pada otak dan peradangan jaringan otak akibat badai sitokin yang dipicu oleh virus.

2. Sakit mata

Dikutip dari Science Daily, peneliti dari Anglia Ruskin University (ARU), Inggris, menemukan bahwa sakit mata menjadi salah satu gejala baru Corona.

Sekitar 18 persen pasien COVID-19 yang dilibatkan dalam penelitian ini melaporkan bahwa mereka menderita fotofobia (sensitivitas cahaya) yang dirasakan setelah menderita COVID-19.

Profesor Shahina Pardhan, Direktur Vision and Eye Research Institute di ARU, menjelaskan bahwa penelitian ini melibatkan 83 responden. Hasilnya, 81 persen melaporkan masalah mata dalam dua minggu setelah gejala Corona lainnya. Dari jumlah tersebut, 80 persen melaporkan masalah mata mereka berlangsung kurang dari dua minggu. (detikhealth)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda