kip lhok
Beranda / Berita / Pendidikan Lingkungan Tanamkan Karakter Kepedulian Lingkungan Bagi Pelajar di Aceh

Pendidikan Lingkungan Tanamkan Karakter Kepedulian Lingkungan Bagi Pelajar di Aceh

Minggu, 10 September 2023 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Rahmad Syukur Direktur Yayasan Apel Green Aceh. [Foto: Naufal/Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pendidikan Lingkungan merupakan proses pembelajaran dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh individu untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan terutama bagi pelajar.

Hal ini disampaikan oleh Rahmad Syukur Direktur Yayasan Apel Green Aceh kepada Dialeksis.com, Minggu (10/9/2023).

"Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan," ujarnya.

Yayasan Apel Green Aceh menginisiasi pendidikan lingkungan yang bergelar sebagai Sekolah Hijau dan Pelajar Sadar Lingkungan. 

Beberapa program dan penanaman karakter peduli lingkungan terus digalakkan di sekolah SMA sederajat. Sehingga sekolah tersebut menjadi sekolah hijau dan asri, dan juga mendukung untuk sekolah bisa mendapatkan penghargaan yang bergengsi dalam pendidikan yaitu, Adiwiyata.

Rahmad Syukur mengatakan terhadap pendidikan lingkungan, pihaknya akan melakukan gerakan PESAN (Pelajar Sadar Lingkungan) dan juga Sekolah Hijau. 

Dengan program yang bertujuan agar semua pelajar untuk terus menyuarakan akan kesadaran lingkungan dan penanaman karakter kepada para pelajar terkait kepedulian lingkungan.

“Pertama kalinya kita melakukan sosialisasi pelajar sadar lingkungan di SMA Negeri 3 Kuala dan terus berlanjut ke seluruh SMA sederajat. Saat ini, kami memiliki berbagai program unggulan terkait ke-adiwiyata-an,” ungkapnya.

Beberapa program unggulan tersebut di antaranya ialah komposting. Awalnya, proses komposting dilakukan secara mandiri. Namun karena keterbatasan fasilitas pengolahan dan banyaknya sampah organik, kini proses komposting dilakukan secara swadaya.

“Pengumpulan sampah organik tetap kami lakukan sendiri. Kemudian hasil komposting digunakan untuk tanaman yang ada di sekolah,” terang Syukur.

Selain itu, terdapat juga budidaya hidroponik, rumah kaca, biopori, pemilahan sampah, pengolahan sampah organik dan anorganik, serta penghematan energi.

Pihaknya menyampaikan, meski saat ini program tersebut belum bisa berjalan secara maksimal, namun tidak menyurutkan niat dan semangat mereka untuk terus peduli terhadap lingkungan.

“Kami terus menjaga ritme untuk menjadikan sekolah pelopor penyelamat lingkungan dan sekolah hijau,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda