kip lhok
Beranda / Berita / Pemerintah Diminta Serius Menangani Kasus Rabies

Pemerintah Diminta Serius Menangani Kasus Rabies

Sabtu, 24 Juni 2023 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah diminta serius mengatasi kasus rabies di Indonesia. Salah satu permasalahan penanganan rabies yakni dinas terkait tidak punya vaksin yang cukup dan sumber daya untuk melakukan vaksinasi, terutama pada hewan liar yang jumlahnya tidak diketahui dengan jelas.

"Pemerintah harus menyediakan vaksin untuk hewan penular rabies dalam jumlah cukup dan ada dana untuk operasional vaksinasinya serta SDM vaksinatornya, juga ketersediaan dalam jumlah cukup vaksin rabies untuk orang serta serum anti rabies," kata Ahli virologi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University Sri Murtini kepad Media Indonesia, Sabtu (24/6/2023). 

Sri mengatakan ramainya wabah rabies di Indonesia disebabkan viralnya kasus anak atau seseorang yang terinfeksi di media sosial. Padahal, kejadian rabies di Indonesia terus terjadi. 

Bahkan, sampai April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies. Sebanyak 95 persen penularannya dari anjing. 

"Di antara sejumlah kasus gigitan tersebut, 23.211 di antaranya sudah mendapatkan vaksin anti rabies dan pada kasus gigitan tersebut juga ada kematian yang terjadi akibat infeksi rabies Indonesia," ungkapnya.

Sri menjelaskan gejala awal rabies mirip dengan flu dan demam. Orang yang terinfeksi akan mengalami sakit kepala dan umumnya merasa tidak enak badan.

Seiring perkembangan penyakit, orang tersebut dapat mengalami delirium, perilaku abnormal, dan halusinasi, serta hidrofobia yang terkenal dan mulut berbusa. Hal ini disebabkan adanya kelumpuhan otot menelan. 

"Namun penting untuk dicatat bahwa gejala rabies dapat sangat bervariasi, yang berarti bahwa tidak setiap orang akan menunjukkan semua atau bahkan banyak gejala yang khas," ujarnya.

Dia mengimbau vaksinasi rabies pada hewan penular rabies yang berpemilik maupun tidak berpemilik. Cakupan vaksinasinya juga harus tinggi, minimal 70 persen. 

Sri menekankan masyarakat juga perlu diberikan sosialisasi yang intensif tentang pengendalian atau pencegahan penyakit rabies. Lalu, mendapat pemahaman intensif mengenai penanganan kasus gigitan yang tepat dan penanganan terhadap hewan penular yang menggigit, sehingga hewan tidak bebas berkeliaran setelah menggigit.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda