kip lhok
Beranda / Berita / Menteri Investasi Kabarkan Jerman Minat Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Menteri Investasi Kabarkan Jerman Minat Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Minggu, 10 Oktober 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia. [Dok. Kompas]

DIALEKSIS.COM |  Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengklaim Badische Anilin- und SodaFabrik (BASF), produsen kimia terbesar di dunia asal Jerman berminat untuk investasi dan membangun pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Menurut Bahlil lokasi di Indonesia yang dibidik untuk pendirian pabrik tersebut ada di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Minat ini, sambung Bahlil, didapat saat bertemu BASF di tengah kunjungan kerja ke Frankfurt, Jerman belum lama ini. Minat ini pun langsung disambut oleh Bahlil. Bahkan, ia berjanji akan membantu BASF dalam merealisasikan rencananya itu.

"Kami akan dukung penuh rencana investasi BASF ini. Terkait perizinan dan insentif investasi, kami yang akan urus. Kita akan kawal terus sampai beres," kata Bahlil dalam keterangan resmi, Sabtu (9/10).

Rencananya, BASF ingin masuk ke Indonesia melalui kerja sama dengan Eramet, perusahaan pertambangan asal Prancis. Nantinya, mereka akan membangun fasilitas pemurnian alias smelter nikel dan kobalt yang merupakan bahan baku baterai listrik.

Proyek tersebut mencakup pembangunan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Base Metal Refinery (BMR). Namun, Bahlil meminta BASF tidak hanya sekadar membangun pabrik dan smelter nikel, tapi juga memproses bahan tersebut hingga benar-benar menjadi baterai listrik.

Kendati begitu, belum ada penjelasan soal angka investasi yang bakal masuk ke tanah air. Sejauh ini, rencana perusahaan baru menargetkan kapasitas produksi, yaitu sekitar 42 ribu metrik ton nikel per tahun dan 5.000 metrik ton kobalt per tahun. (CNN Indonesia)

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda