Beranda / Berita / Langkah Sigap Pemerintah Aceh Tangani Corona

Langkah Sigap Pemerintah Aceh Tangani Corona

Selasa, 17 Maret 2020 20:45 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah. [Foto: Ist]




DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejak kemunculan coronavirus disease 2019 (Covid-19), pada Desember 2019 lalu di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Pemerintah Aceh memperlihatkan keseriusan dalam menangani wabah yang saat ini sudah dinyatakan sebagai pandemi (wabah berjangkit serempak di dunia) itu. 

Pemerintah Aceh, dibawah komando Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bergerak cepat mendata warga Aceh yang merupakan mahasiswa dibeberapa Universitas di Wuhan. 

Langkah yang sama juga dilakukan beberapa negara, untuk mengevakuasi warganya disana. Untuk Indonesia, Aceh merupakan salah satu provinsi yang paling sigap menangani warganya di China. 

Kesigapan itu, terlihat dari pembukaan dua posko informansi corona oleh Pemerintah Aceh. Posko pertama berada di Dinas Sosial Aceh, Banda Aceh dan posko kedua berada di Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta. 

Dari 64 mahasiswa Aceh disana, belakangan diketahui 12 orang terjebak di Wuhan karena pemberlakuan lockdown oleh otoritas setempat. Berbagai tindakan ditempuh Pemerintah Aceh kala itu, paling utama memastikan ketersediaan logistik mereka. 

Bahkan, Nova Iriansyah, melakukan konferensi call dengan para mahasiswa itu, untuk memberikan semangat serta dukungan secara moril. Dana sebesar Rp 50 juta juga dikirimkan ke rekening salah seorang mahasiswa di Wuhan. Pengirimannya dilakukan sebanyak dua kali dengan nominal yang sama, agar bisa dipergunakan membeli bahan makanan dan keperluan lainnya. 

Disisi lain, Pemerintah Aceh secara intensif melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), memastikan solusi yang dapat ditempuh agar para mahasiswa yang masih terjebak di Wuhan, dapat segera dipulangkan ke Indonesia. 

Status Wuhan yang sudah di lockdown, tentu membuat perjuangan pemulangan para mahasiswa ini menjadi semakin tidak mudah. Namun, Nova Iriansyah beserta sejumlah jajarannya tak berputus asa. Komunikasi dengan berbagai pihak terus dibangun. Tujuannya satu, memastikan para mahasiswa ini dapat segera dievakuasi. 

Upaya berbagai pihak di Indonesia membuahkan hasil. Sebanyak 245 warga negara indonesia (WNI), di Hubei, disekapati dipulangkan ke Indonesia menggunakan transportasi udara. Didalamnya, termasuk para mahasiswa asal Aceh. Para WNI ini tiba di Indonesia, Sabtu (1/2/2020). 

Berdasarkan protokol penanganan covid-19, sejumlah WNI yang baru tiba dari Wuhan, menjalani masa observasi selama 14 hari. Observasi dilakukan di Natuna, Kepulauan Riau. Setelah menjalani masa karantina selama dua minggu lamanya, mereka diterbangkan kembali ke Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020). Dari Halim, 12 mahasiswa asal Aceh diterbangkan ke Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar. Protokol penanganan corona diterapkan, para mahasiswa yang baru tiba diwajibkan melalui Thermal Scanner, sebagaimana diterapkan pula bagi seluruh penumpang yang baru tiba di SIM. 

Sebagai bentuk dukungan warga Aceh yang terkenal dengan sebutan Serambi Mekkah, Pemerintah Aceh juga mengadakan doa dan zikir bersama di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (4/2/2020) malam. Doa dan zikir itu diikuti ratusan jamaah, dibawah pimpinan Tgk Asyari. 

Zikir dan doa bersama yang dilakukan juga sebagai upaya, meminta pertolongan sang khalik, mencegah masuknya virus yang sudah menyebakan ribuan kematian di seluruh dunia tersebut. 

Terkait Penanganan corona di Aceh sendiri, Pemerintah Aceh, menunjuk dua rumah sakit rujukan corona, yaitu, Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM), Lhokseumawe. Penunjukkan ini sebagai tindak lanjut arahan Kementerian Kesehatan. 

Setelah adanya informasi dua suspek (terduga) yang mengalami gejala mirip terinfeksi corona di RSUDZA. Plt Gubernur, Nova Iriansyah, meninjau langsung kesiapan RSUDZA dalam menangani kedua pasien tersebut. Nova meninjau, ruangan serta fasilitas isolasi Respiratory Intensive Care Unit (RICU) di RSUDZA. 

Lalu berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium atas keduanya, dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, kedua pasien dinyatakan negatif corona, dan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. 

Sementara itu, Nova Iriansyah juga mengutarakan akan segera melengkapi alat dan obat-obatan untuk penanganan corona di Aceh. Untuk keperluan itu, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 15,3 miliar. Dalam kunjungannya ke RSUDZA, Kamis (12/3/2020) lalu, ia mengungkapkan akan segera mempersiapkan Rp 5,3 miliar untuk keperluan dimaksud. 

Menyikapi, perkembangan pandemi corona yang sudah semakin meluas. Plt Gubernur Aceh, juga menerbitkan Surat Edaran nomor 440/4820 tanggal 12 Maret 2020. Di dalam SE itu, Nova menginstruksikan masyarakat melakukan pencegahan peyebaran corona dengan berperilaku hidup bersih dan sehat. 

Nova juga meminta kepada masyarakat di Aceh, untuk selalu menjaga wudhu sebagai antisipasi terpapar virus corona. Masyarakat juga diminta menghindari kontak langsung seperti jabat tangan. Cukup dengan mengucapkan salam atau memberikan simbol penghormatan. 

Selanjutnya Nova menghimbau agar mengindari tempat perkumpulan massa yang dianggap tidak penting dan memperbanyak konsumsi sayur dan buah agar tubuh tetap sehat. Selanjutnya, biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. 

Tak sampai disitu, Pemerintah Aceh telah mengambil kebijakan untuk meliburkan seluruh sekolah yang ada di Aceh selama dua pekan. Mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Kebijakan meliburkan sekolah ini berlaku mulai Senin 16 Maret sampai 29 Maret 2020. 

Keputusan tersebut diambil sebagai langkah pemerintah Aceh mengantisipasi penyebaran virus Corona, dan menyikapi Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugusan Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). []


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda