Kualitas Udara Jakarta Kembali Memburuk
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kualitas udara di Jakarta kembali memburuk seiring dengan mulai meningkatnya volume kendaraan lalu lintas setelah setahun lebih Indonesia dihantam pandemi Covid-19.
Berdasarkan situs AQ Index, indeks kualitas udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta pada Rabu (21/4) pukul 10.00 WIB ada di angka 156 US AQI dengan PM sebesar 2.5 sebesar 57 µg/m³.
PM 2.5 merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer). Selain itu, tingkat kelembaban Jakarta pagi tadi mencapai 78 persen, tekanan 1.012 mb, dan angin 5,4 km/jam.
Indeks tersebut menjadikan Jakarta duduk di peringkat enam kota dunia dengan kualitas udara terburuk hari ini. Peringkat pertama ada Kathmandu, Nepal dengan indeks kualitas udara 190 US AQI.
Kemudian, peringkat kedua ada Dubai (Uni Emirat Arab) dengan indeks kualitas udara 178 US AQI, London (Inggris) dengan 176 US AQI, New Delhi (India) dengan 161 US AQI, dan peringkat kelima ada Beijing (China) dengan 153 US AQI.
Pada awal pekan ini, Senin (19/4), pada pukul 10.00 WIB, AQI mencatat tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 174. Itu menjadikannya peringkat keempat terburuk dunia di bawah New Delhi, Wuhan, dan Beijing. Kemudian pada Selasa (20/4), Jakarta masih di peringkat keempat dengan angka 160.
Berdasarkan catatan AQI, ada sejumlah faktor yang menyebabkan tingginya polusi udara di Jakarta. Pada 2019 lalu, PM 2.5 di Jakarta mencapai 67.2 µg/m³.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya pada sempat mengklaim bahwa kualitas udara Jakarta membaik selama pandemi virus corona (Covid-19) melanda Jakarta pada 2020 lalu.
Namun demikian, menurut catatan AQI, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 tidak menurunkan polusi udara, akan tetapi malah meningkat secara konsisten.[CNN Indonesia]