Beranda / Berita / Koordinator MPI: Jangan Sampai Pemilu Kali ini Seperti Ombudsman Tahun Lalu

Koordinator MPI: Jangan Sampai Pemilu Kali ini Seperti Ombudsman Tahun Lalu

Selasa, 15 Februari 2022 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana

Koordinator Maju Perempuan Indonesia, Lena Maryana Mukti. [Foto: tangkapan layar dari kanal kanal Youtube PKSTV DPR RI/Auliana/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Koordinator Maju Perempuan Indonesia (MPI), Lena Maryana Mukti menyampaikan, jangan sampai Pemilu kali ini tidak menempatkan posisi perempuan di dalamnya.

"Tahun 2007 berhasil menempatkan tiga perempuan dari tujuh anggota KPU, tiga perempuan dari Bawaslu, dan lima anggota Bawaslu," ungkap Lena saat menjadi pembicara dalam webinar bertemakan "Memastikan Demokrasi Berkualitas Melalui Representasi Perempuan di Politik" yang dilansir Dialeksis.com melalui kanal Youtube PKSTV DPR RI, Selasa (15/2/2022).

Ia menyampaikan jika jejak yang pihaknya tempuh tahun 2007 lalu bisa dilaksanakan oleh anggota Komisi II DPR RI. Ada empat perempuan calon KPU dan tiga Bawaslu. Hal ini tidak lepas dari seleksi yang sangat panjang dan berliku.

"Bayangkan dari ratusan calon diperas menjadi delapan sekarang menjadi 24. Hal ini tidak mudah apalagi perempuan ini sedang berada di tengah sistem patriarki, makin terabaikan afirmasi di DPR," ucapnya dalam diskusi tersebut.

Lanjutnya, masing-masing partai politik mempunyai kepentingan yang luar biasa sehingga afirmasi dan representatif perempuan mungkin sudah dimasukkan ke dalam kotak.

Kemudian, parlemen di DPR juga sudah melakukan komunikasi dengan perempuan seluruh calon Pemilu. Ia berharap Pemilu kali ini tidak boleh terjadi seperti Ombudsman tahun lalu. Di mana ada sembilan laki-laki dan yang tersisa hanya satu perempuan saja.

"Dari sisi pengalaman, kapasitas, kualitas, dan wawasan mengalahkan sebenarnya dari Ombudsman yang sekarang. Sedih kami belum terbayarkan sampai saat ini," tutur Dubes RI untuk Kuwait tersebut.

"Apalagi nanti akan ditentukan hasil dari keputusan Pemilu tidak ada perempuan atau perempuan hanya ada satu, otomatis kurang dari 30%," pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda