Beranda / Berita / Elena Bule Rusia Seorang Mualaf, Ini Kisah Perjalanan Menemukan Islam

Elena Bule Rusia Seorang Mualaf, Ini Kisah Perjalanan Menemukan Islam

Sabtu, 15 Januari 2022 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Elena, bule mualaf asal Rusia. Sumber : YouTube Barat Bersyahadat


DIALEKSIS.COM | - Elena, bule Rusia yang lahir di kota Tashkent,Uzbekistan ini memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Perjalanannya dalam menemukan Islam sendiri cukup panjang. 

 Perjalanan Elena bermula saat dirinya dipindahkan ke Moskow selama 8 bulan lamanya karena pekerjaannya. Dibesarkan di keluarga Kristen, Elena selalu pergi ibadah minggu di setiap pekannya. Hal itu juga dilakukan wanita yang kini memiliki nama muslim Amira itu. 

“Setiap hari raya keagamaan, kami selalu merayakannya. Tetapi sebagai pemeluk Kriste, saya sangat sekuler. Saya tinggal di Moskow, saya tetap rajin ke gereja dan ketika hidup ini terasa berat, saya pun berdoa,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube Barat Bersyahadat, Jumat, 14 Januari 2022.

Lebih lanjut, suatu hari di musim dingin, Amira pergi ke gereja yang terletak di pinggir jalan untuk beribadah. Saat itu, diakui Amira, dirinya tengah berada dalam fase labil. 

“Saya masuk dan duduk di bangku gereja. Saya memang berniat ke gereja dan saat itu saya tengah dalam fase labil sendirian dan tak kenal siapa pun. Saat itu berat sekali bagi saya dan saya juga masih belia,” kenangnya.

Di dalam gereja itu, Amira kemudian duduk di bangku sambil melihat lihat sekelilingnya. Saat itu dia melihat seorang pendeta tengah bicara dengan satu nenek. Saat itu pertama kali dirinya kemudian bertanya tentang ibadah yang dilakukannya.

“Saat itu pertama kalinya saya bertanya pada diri sendiri, ‘Kenapa saya di sini? Kenapa saya harus ke gereja jika ingin bicara kepada Tuhan?’” kata dia.

Saat itu, ia kemudian menaruh lilin di depan gambar para Santo. Namun saat menaruh lilin itu, Amira mengaku tidak mengenal sama sekali tentang para Santo tersebut. 

“Pemahaman agama lama saya dulu hanya sebatas ibadah minggu ke gereja, puji-pujian dan hari keagamaan,” ungkap wanita berhijab itu.

Dia pun mulai mengajukan banyak pertanyaan tentang agama. Namun jawabannya tidak juga ditemukan, karena kebingungan di agama lamanya itu, Amira kemudian mulai bolos ke gereja. 

“Tapi saya mulai menelaah, bertanya ke orang tua dan baca buku. Alhasil tersadarkan bahwa sebenarnya saya tidak paham dengan agama saya yang dulu,” ujarnya.

Tidak sampai di situ, Amira juga merasa tidak bisa menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya tentang agama. Walaupun dia mendapatkan jawaban, namun, menurutnya, tidak masuk akal. Hal itu membuat krisis batin terkait agama. 

“Pada saat itu jiwa saya perlahan menjadi kering kerontang dan menyebabkan timbulnya krisis batin terkait agama saya pun putuskan tidak pergi ke gereja lagi dan ini membuat saya menjadi gamang,” kata Amira.

“Pada waktu itu saya mulai menyadari untuk berserah dan pasrah saja. Pencarian saya lanjutkan sampai akhirnya saya menemukan Islam. Saya mulai baca buku-buku Islam sampai saya mengerti, sebab sangat banyak istilah baru dalam agama ini,” jelasnya,

Untuk memperdalam ilmu agamanya, Amira membaca sejumlah buku serta sering bertanya pada guru agama. “Saya pun bertanya pada guru agama selain baca buku dan itu cara yang efektif berdasarkan pengalaman saya. Akhirnya saya putuskan untuk mulai mengubah hidup saya secara mendasar, antara lain soal gaya hidup sehat, mengubah tujuan hidup,” kata dia.

Lebih lanjut, dalam proses pencariannya menemukan Islam, Amira kemudian menemukan jodohnya, seorang pria muslim taat. Keduanya kemudian memutuskan untuk menikah.

“Dan kini menjadi suami saya dan beliau selalu mengajari saya tentang agama. Suami saya tak pernah memaksa soal pakaian atau buku bacaan. Beliau lebih ke menyarankan, mengutarakan hikmah tentang segala sesuatu,” ujarnya.

Amira pun bersyukur dirinya bisa memeluk agama Islam. Sebab dalam Islam, ibadah (sholat) bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun sesuai aturannya. Melalui sholat pula, Amira merasakan ada hal yang begitu berbeda, di mana ketika sholat dia merasa tengah berbicara dengan Allah. 

“Dan sholat betul-betul berikan rasa tenang yang luar biasa. Saya mencintai agama saya dan itu didapat setelah saya banyak menuntut ilmu tentang keislaman. Maksud saya, pada mulanya saya mencari cari Tuhan dan akhirnya berhasil menemukan-Nya dalam Islam,” jelas Amira.

Di sisi lain, Amira mengungkap hal terberat dalam Islam baginya. Hal terberat dalam Islam baginya adalah memikul tanggung jawabnya sebagai wanita yang berhijab.

“Karena saya ini orangnya aktif di bidang sosial, saya selalu dikelilingi oleh orang-orang dengan kondisi yang berbeda dan apa yang saya perbuat harus selaras dengan ucapan saya. Sebab, bagi orang lain, kita adalah cerminan dari agama yang kita yakini,” jelas dia.

Dengan kata lain, kata Amira, hal terberat baginya ketika memeluk Islam adalah menjadi teladan baik dari keyakinannya menjadi sosok yang mengamalkan Islam dalam keseharian. 

“Memang tidak bisa sempurna, misalnya saja kita kadang gagal untuk selalu menepati janji dan mengendalikan emosi. Sebenarnya itu manusiawi sekali dan sering juga kita tergoda bujukan setan. Jadi itulah tanggung jawab terberat saya sekarang dan hal sulit lainnya itu menjadikan diri sebagai duta Islam sejati,” tutupnya [viva.co.id].

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda