DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hj. Salmawati, S.E., M.M., yang akrab disapa Bunda Salma, resmi dipercaya oleh partai sebagai Calon Legislatif Pengganti untuk Dapil 5 DPRA Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Dialeksis, Bunda Salma mengungkapkan rasa syukurnya sekaligus menegaskan bahwa kehadirannya di panggung politik bukanlah atas dasar ambisi pribadi.
“Pertama, saya bersyukur kepada Allah. Tapi ini bukan tujuan pribadi. Semua ini adalah amanah. Sebenarnya saya sudah lama bersabar karena memang ini adalah hak yang tertunda. Ketua partai yang juga suami saya hanya ingin meluruskan hak, bukan memaksakan kehendak,” ujar Bunda Salma kepada Dialeksis.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa perjalanan menuju kursi dewan tidaklah mudah. Banyak cacian dan cobaan di lapangan, namun ia tetap bertawakkal.
“Selama ini saya mendengar banyak hal menyakitkan di lapangan, tapi semuanya saya serahkan kepada Allah. Jalan ini Allah yang atur,” tambahnya.
Ketika ditanya tentang visi dan prioritasnya ke depan, Bunda Salma menegaskan komitmennya kepada kelompok yang lemah dan kurang berdaya.
“Waktu di lapangan, saya sengaja ambil tim sukses dari kalangan anak yatim, anak-anak syuhada, dan perempuan - perempuan yang tidak punya penghasilan, maupun inong balee. Karena saya ingin, saat saya menyalurkan aspirasi, itu tepat sasaran dan menyentuh mereka yang benar-benar butuh,” jelasnya.
Ketika ditanyakan perihal penetapan dirinya sebaga pengganti caleg di dapil 5 untuk DPRA, ia menjelaskan itu urusan internal Partai Aceh melalui mahkamah partai.
“Saya tunggu dan taat terhadap apa yang sudah diputuskan oleh partai, karena saya kader partai wajib jalankan apa yang sudah diputuskan partai,” ungkap menjawab pertanyaan publik.
Meski banyak yang menganggap fokusnya akan hanya pada perempuan, Bunda Salma menolak dikotak - kotakkan. “Bagi saya bukan hanya perempuan. Tapi siapa pun yang membutuhkan. Saya tidak ambil tim dari kalangan pejabat. Karena bantuan saya ingin terasa langsung, walau sedikit,” katanya.
Perjalanan politik Bunda Salma sendiri bukan tanpa liku. Ia pernah gagal pada periode sebelumnya. Namun dorongan dari masyarakat dan restu dari para ulama menjadi titik balik yang memantapkannya untuk kembali maju.
“Sebenarnya saya sempat menolak. Saya bilang ingin fokus pada agama saja. Tapi Ketua Partai dan masyarakat mendorong, akhirnya saya minta restu ulama, dan mereka mendukung,” ungkapnya.
Dengan rendah hati, ia mengaku tak pernah menjual latar belakang atau kedekatannya dengan tokoh politik.
“Saya turun ke masyarakat sebagai Salma, bukan sebagai istri siapa. Saya perkenalkan diri sebagai anak siapa, dari mana asal saya,” jelasnya.
Kini, dengan status sebagai calon pengganti di DPRA, Bunda Salma siap menjalankan amanah rakyat. Ia berkomitmen membawa suara-suara kecil yang sering terabaikan, dan memastikan aspirasi mereka menjadi bagian dari kebijakan yang berpihak.
“Insyahallah saya bekerja dengan ikhlas dan keberanian untuk melayani masyarakat di dapil saya, karena untuk kebutuhan saya sudah cukup. Pengabdian terpenting bisa saya lakukan selama saya masih hidup bermanfaat untuk masyarakat. Dengan amanah yang telah dipercaya partai, semoga setiap aspirasi yang selama ini terabaikan dapat tersalurkan dan menjadi bagian dari kebijakan yang berpihak kepada kebenaran dan keadilan,” tutup perempuan cerdas ini.