Beranda / Berita / Disperindag Jabar: Pasca Gempa Cianjur, Aktivitas Perdagangan Belum Normal

Disperindag Jabar: Pasca Gempa Cianjur, Aktivitas Perdagangan Belum Normal

Kamis, 01 Desember 2022 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Warga melintas di dekat bangunan yang rusak akibat gempa cianjur di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis, 25 November 2022. Dalam data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terakhir total rumah rusak akibat Gempa Cianjur mencapai 56.311, dengan rincian rusak berat 22.267 unit, rusak sedang 11.836 unit dan rusak ringan 22.208 unit. TEMPO/M Taufan Rengganis


DIALEKSIS.COM | Nasional - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat terus memantau aktivitas sebagian besar perdagangan dan industri di wilayah Kabupaten Cianjur pascagempa bumi yang terjadi pada Senin (21/11/2022). Menurut Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan dari pemantauan pihaknya sejak bencana terjadi, aktivitas jual beli terutama di sejumlah pasar tradisional masih bisa berjalan. 

Dari 22 pasar yang ada di Cianjur, enam pasar yakni Pasar Rakyat Cipanas, Pasar Rakyat Ciranjang, Pasar Cigombong, Pasar Warungkondang, Pasar Muka, dan Pasar Induk Cianjur terdapat laporan kerusakan. “Perdagangan di pasar tidak ada masalah, dari sisi kerusakan bervariasi tapi tidak ada pasar yang roboh. Pantauan kami di kecamatan yang terdampak berat aktivitas jual beli masih belum normal karena masih fokus pada penanganan bencana," ujar Iendea dihubungi di Bandung, Kamis (1/12/2022).

Lendra menjelaskan di luar enam pasar yang terdampak, aktivitas jual beli di kecamatan yang tidak terdampak berat akibat gempa bumi dipastikan tetap berjalan normal. "Yang tidak terdampak berat masih normal," katanya.

Dari laporan Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jabar, tercatat kerusakan ruko, toko, dan kios ada sebanyak 218 unit di mana kerusakan paling banyak terjadi di Pasar Cipanas sebanyak 132 kios. Sementara fasilitas umum yang rusak di pasar, kata dia, terbanyak di Warungkondang dengan 3 fasiltas, dan 10 kantor pasar rusak.

 “Total ada 218 kios rusak, tiga fasum, dan 10 kantor pasar,” ungkap Iendra.

Meski begitu, aktivitas perdagangan di pasar lain dipastikan tetap berjalan dengan baik mengingat pasar yang ada di Cianjur juga turut menjadi tujuan donatur atau relawan untuk membeli bantuan bagi para korban gempa. Pada sektor industri, Iendra memastikan industri di Cianjur sudah berjalan normal karena tidak berada di wilayah terdampak gempa.

“Industri normal. Sudah berjalan seperti biasa,” katanya.

Disperindag Jabar sudah mendirikan Posko Bersama di tiga desa yakni Mekarjaya, Kutawaringin, dan Pademangan Kecamatan Mande, Cianjur. Iendra bersyukur di wilayah tersebut tidak ada korban jiwa dari gempa besar yang terjadi dua pekan lalu. 

“Ada bangunan yang rusak atau ambruk, tapi tidak seberat kecamatan lain. Di Mande, hanya dua desa yang agak berat, Mekarjaya dan Kutawaringin desa lainnya Insya Allah aman,” katanya.

Namun dari pemantauan pihaknya juga dialog dengan warga terdampak di Mande, ada sejumlah kebutuhan spesifik yang diperlukan saat ini yakni tenda dan kebutuhan anak-anak dan bayi seperti popok. “Kalau sembako dan logistik aman, sudah banyak,” terang Iendra.

Disperindag Jabar menurutnya terus mendistribusikan dan mengoordinasikan kebutuhan-kebutuhan para pengungsi yang ada di Kecamatan Mande. Iendra memastikan pihaknya terus melakukan pendataan di lapangan guna mendapatkan keterangan lebih lengkap terkait dampak gempa [republika.co.id].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda